Setahun Bekerja Tanpa Gaji, Kepedulian Pemprov Dipertanyakan
SOFIFI,
BRINDOnews.com – Bisa dikatakan
Pemerintah Provinsi Malut tidak memiliki rasa kepedulian terhadap petugas Cleaning
Service dan Security yang bekerja siang hari malam di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Sofifi.
Meskipun sudah bekerja selama satu tahun
terhitung dari Januari 2017 hingga Januari 2018, 15 petugas diantaranya 8 orang
Cleaning Service dan 7 orang Security saat ini hanya berharap kapan upah kerja
dibayar. “ Suda Satu tahun ini kami bekerja tanpa digaji”. Sebut saja Ani
sapaan akrabnya kepada reporter Brindonews.com belum lama ini.
Janji manispun berulangkali disampaikan, akan
tetapi janji tersebut hingga saat ini tidak direalisasi, bahkan sebagain juga
harus berurusan dengan hukum, lantaran menyita sejumlah asset RSJ untuk
dijadikan sebagai jaminan” kami hanya meminta hak yang sudah disepakati bersama”.
Ungkapnya dengan nada sedih.
Sekedar di
ketahui petugas cleaning service dan security masing-masing harus menerima upah
kerja per satu tahun senilai Rp 18.000.000 per orang kalikan dengan jumlah petugas
sebanyak 14 orang senilai Rp 270 juta yang harus dibayarkan pihak dinas.
Kata dia, dalam
surat keputusan yang ditandatangani kepala Dinkes menyatakan daftar nama dan
kontrak penunjang administrasi pelayanan perkantoran tenaga pegawai tidak tetap
daerah pada RSJ UPTD dinas kesehatan provinsi maluku utara. nama-nama yang tertuang dalam SK tersebut memutuskan
nama-nama yang tercantum dalam lampiran keputusan ini sebagai tenaga honorer
non Pegawai negeri Sipil (PNS).
Ironisnya Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
Utara kembali menyalahkan Badang Pengelolaan pendapatan dan Asset Daerah yang
tidak pernah memproses pengajuan pencairan anggaran tahun 2017 dengan tujuan
menyelasikan upah kerja yang belum terbayarkan.
Kami sudah mengusulkan pembayaran gaji
Cleaning service dan security, akan tetapi tidak di proses oleh badan Keuangan,
tanpa alasan yang jelas, ungkap Kadis Kesehatan kepada reporter Brindonews.com
via Heandphone Sabtu (27/1/2018)
Menurutnya, belum diketahui alasan pasti,
kenapa tidak di cairkan oleh dinas. Dirnya mempersilahkan awak media untuk
menanyakan kepada Kaban keuangan Ahmad Purbaya, alasan apa sehingga berulang
kali diajukan untuk pencairan, namun hingga saat ini hasilnya nihil. (ces/alf)