Brindonews.com






Beranda Headline MK: Makna Kit Sau Sangat Sakral di Kepsul

MK: Makna Kit Sau Sangat Sakral di Kepsul

MK saat di dampingi istrinya, Nurdiyana Yoi Sangaji (foto istimewa). dok. Eko BRN

SANANA, BRINDOnews.com – Perhelatan kontestasi politik di Kepulauan Sula tahun ini diprediksi
akan berlangsung sengit. Pasalnya, dari empat pasangan calon cagub dan cawagub
itu, dua diantaranya mewakili kedekatan dengan masyarakat Sula. Kedua paslon
itu yakni Ahmad Hidayat Mus (AHM) dan Muhammad Kasuba (MK).

AHM dengan modal dua periode
memimpin Sula dengan keyakinan akan meraup pundi-pundi suara pada saat
pencoblosan nanti, AHM juga dikenal sebagai sosok yang mampu menjaga basisnya
dengan baik. Sementara MK bermodal keluarga besar istrinya Nurdiyana Yoi
Sangaji yang berada di Sula. MK yang notabanenya bukan berdarah Sula ini
memiliki keyakinan besar bakal meraih suara maksimal. Dukungan dan komposisi tim
yang mempuni diharapkan mampu menyaingi track record yang melekat pada diri
AHM.  





Kondisi ini tentunya membuat
pilihan masyarakat Sula dipastikan pecah “kongsi” pada pilgub kali ini. Dimana,
keempat paslon yang bertarung pada pilgub yakni AHM-Rivai, Bur-Jadi, AGK-YA dan
MK-Maju mempunyai elektabilitas, pengalaman dan track record yang tidak jauh
berbeda sama.

Merespon hal tersebut, Ketua DPC Partai
Amanat Nasional (PAN) Kecamatan Mangoli Timur, H. Ali Saurange menyampaikan,
dari keempat paslon cagub dan cawagub tahun ini hanya Muhammad Kasuba (MK) yang
memiliki status kit sau (katong pung
ipar). Dimana, ipar atau anak mantu ini memiliki makna sakral di Kepsul. Makna kit sau dalam kekeluargaan masyarakat Sula
melebihi kasih sayangnya kepada saudara kandung. “Kit sau bagi masyarakat Sula memiliki makna tersendiri,” ujar Ali
dalam orasinya politiknya di desa Dofa Keccamatan Mangoli Timur, Rabu
(28/2/2018) tadi malam.  





kata dia, status sau dalam tatanan masyarakat Kepsul
merupakan bagian terpenting. Komitmen, dukungan, dan doa restu dari keluarga
merupakan alasan penting untuk mendorong dan memenangkan MK-Maju di Sula.

Sementara itu, cagub Muhammad Kasuba mengatakan,
semua orang tahu kalau dirinya bukan asli putra Sula, akan tetapi istrinya Nurdiyana
Yoi Sangaji adalah satu diantara putri Sula yang mebuatnya yakin bahwa dirinya
tidak lepas dari bagian penting dalam kekeluargaan masyarakat Sula. Menurutnya,
meskipun ada paslon yang mengklaim menang di kepulauan Sula, Namun
dirinya memiliki optimis menang yang sama. “Kalau mereka bilang menang di
Sula, Saya juga demikian. Karena status yang ada sau nya itu hanya saya,” bebernya

MK menambahkan, setelah melakukan
silaturahim dan kampanye di beberapa desa, dirinya membuat satu kesimpulan bahwa
Kabupaten Kepsul seharusnya dijadikan sayap pertama dalam membangun Maluku
Utara. Dirinya mengungkapkan, Malut tanpa Kepsul sama saja dengan burung tanpa
memiliki dua sayap. “Sudah waktunya Provinsi Malut kita bangun,” ucap politisi
senior itu di hadapan masyarakat desa Dofa dan Falabisahaya.





Di akhir masa kampanyenya di Kepsul (zona
IV) itu dirinya menyampaikan, tujuannya maju sebagai calon gubernur tidak lain
karena kecintaannya terhadap masyarakat Malut serta niat tulus dalam menjadikan
Kepsul sebagai anak emas dan anak kandung dari Maluku Utara. “Selama ini Sula masih
belum dinggap anak kandung dari Maluku Utara. Maluku Utara kurang lebih 20
tahun tidak ada kemajuan dikarenakan niat orang-orang yang tidak bertanggungjawab
terhadap negeri yang kita cintai ini,” tutupnya. (emis/red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan