Momentum Kenang Kiprah Pahlawan

![]() |
Joseph R Danovan Jr saat memberikan keterangan pers |
TERNATE, BRN – Duta Besar Amerika Serikat untuk
Indonesia, Joseph R Danovan Jr bersama rombongannya Senin tadi mendarat di
Bandara Pitu Morotai. Wakil Gubernur Malut M Natsir Taib turut mendampingi
dalam kunjungan diplomatik tersebut.
Wing Air yang ditumpangi rombongan mendapat
sambutan hangat Bupati Morotai Benny Laos dan Ketua PKK Morotai Sherly Djuanda
serta sejumlah pimpinan SKPD di lingkup Pemkab Pulau Morotai.
Kunjungan dalam rangka peringati 70 tahun
hubungan diplomatik itupun menjadi catatan Joseph dan rombongan. Setidaknya, pria
yang dilantik sebagai Duta Besar Amerika Serikat
untuk Indonesia pada 4 November 2016 itu dibuat langkahnya terhenti
sejenak. Bekas peninggalan perang dunia II penyebabnya.
Mantan Konsul Jenderal AS di
Hong Kong (2008-2009) dan Wakil Duta Besar di Kedutaan Besar AS di Tokyo,
Jepang (2005-2008 ini dibuat sejenak mengenang peristiwa mendaratnya tentara
sekutu negara adikuasa ini di tanjung Dehegila pada 15 September 1944 silam. Kiprah
tentara sekutu inilah Pulau Morotai memiliki bandar udara yang di kenal dengan
Bandara Pitu.
Pulau Morotai adalah satu-satunya
saksi sejarah perang dunia II. Pertempuran dimulai ketika tentara AS dan
Australia mendarat di bagian barat daya Pulau Maorotai. Basis
di Morotai dibutuhkan untuk membebaskan Filipina. “ Kami berkunjung di Morotai untuk merayakan 70 tahun
hubungan diplomatik dan mengenang pertempuran 75 tahun yang lalu. Terima kasih
kepada Pak Benny Laos atas kebaikan hati menyambut kami ketika tiba di Morotai,”
ucap Joseph yang ditranlate juru bicaranya.
Salah seorang yang banyak berjasa pada masa
perang dunia II, maupun sesudahnya ialah Jenderal Douglas MacArthur. Ia seorang
tokoh kontroversial di AS, sementara di Jepang ia dianggap dewa. “ Saat
itu pangkalan udara dan fasilitas angkatan laut
yang diperlukan MacArthur sebagai strategi menguasai kembali Filipina. Pertempuran besar pada 1945 mengingatkan kita
menengenang berakhirnya perang dunia II. Ini kemudian membawa negara-negara di
dunia termasuk Indonesia menuju jalan kemerdekaan,” sambung Joseph yang pernah
menjadi Guru Besar Madya (Associate Professor)
di National Defense University di Washington, D.C. (2011-2012) ini.
Mantan Guru Besar Madya di
National Defense University di Washington ini mengemukakan, kunjungan pertamanya
di Morotai adalah sesuatu yang istimewah bagi dia. Selain mengenang masa perang
dunia (PD) II, sambutan Benny Laos dan istrinya Sherly Djuanda dan
mengunjungi musium trikora, tempat dimana tentara sekutu AS pertama kali
mendarat di Morotai adalah suguhan sangat luar biasa.
“ AS
bangga dengan Indonesia, karena menjalin hubungan kemitraan, diplomat selama 70
tahun dan demokrasi dengan kepentingan dan tujuan yang sama,” terangnya seraya
mengaku tujuannya mendatangi Morotai untuk mendukung industri perikanan dan
parawisata yang ada di Morotai. (fix/red)