Brindonews.com






Beranda News Maluku Utara Komisi III Deprov Malut Minta Rekanan Wayatim-Wayaua Genjot Progres

Komisi III Deprov Malut Minta Rekanan Wayatim-Wayaua Genjot Progres

Rosihan Jafar, Iskandar Idrus, Farida Djama dan Husni Bopeng ketika meninjau progres pekerjaan jalan jembatan ruas Wayatim-Wayaua.

SOFIFI, BRN – Komisi III DPRD Provinsi Maluku Utara kembali meninjau pekerjaan jalan jembatan ruas Wayatim-Wayaua, Kecataman Bacan Timur, Halmahera Selatan, Selasa pagi, 8 Agustus.

Sebelumnya, komisi yang diketuai Rosihan Jafar itu meninjau progres sejumlah pekerjaan jalan jembatan di Pulau Kayoa dan ruas Laiwui-Jikotamo-Anggai di Pulau Obi.





Pengecekan langsung di lokasi proyek ini menindaklanjuti laporan progres oleh Dinas PUPR Maluku Utara.

Anggota Komisi III DPRD Maluku Utara Farida Djama menuturkan, kemajuan pekerjaan sirtu sepanjang 7,2 kilo meter ini baru mencapai 20 persen. Kendati tidak terlalu memuaskan, namun proses pengerjaan terus digenjot.

“Waktu turun cek ada aktivitas pekerjaan. Proyek ini dikerjakan PT. Alfian Putra Mandiri selaku rekanan pemenang,” katanya.





Politisi Golkar ini menambahkan, kontrak kerja proyek multiyears senilai Rp. 16,4 miliar itu berakhir Desember 2023. Agar tidak molor dan progres yang signifikan, Farida mengaku sudah meminta rekanan agar mengebut pekerjaan.

“Kita suda sampaikan ke pihak kontraktor supaya tamba excavator dan dump truck. Karena tadi di lokasi hanya empat dump truck dan masing-masing satu doser, gleder, excavator dan bomax. Alatnya musti tambah untuk percepat pekerjaan karena harus kejar sisa waktu empat bulan,” ujarnya.

Konsultan pengawas ruas Wayatim-Wayaua, Andi mengaku proyek yang diawasinya itu terdapat dua jembatan dan 12 deker. Andi bilang, keterlambatan progres akibat kekurangan peralatan ini dalam waktu dekat sudah tertangani.





“Kita sudah rekomendasikan supaya tambah alat. Dan pihak rekanan sanggupi hal itu,” terangnya.

Kontraktor Proyek Wayatim-Wayaua, Hi. Husen Bangsa mengaku jalan sirtu yang dikerjakan itu sedikit terlambat. Penyebabnya karena hujan tak menentu, kekurangan alat dan beberapa kendala lainnya, termasuk lokasi sirtu terdapat rawa.

“Iya, kita akui memang proyek ini agak sedikit lambat, tapi kita optimis bisa selesai sesuai waktu kontrak. Rekomendasi tambah alat dari konsultan dalam waktu dekat kita sudah mobilisasi ke lokasi,” katanya. **





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan