Disperindag Maluku Utara Launching Program Rumah Cinta Racik Fuli Pala

![]() |
Foto bersama Kepala Disperindag Maluku Utara, Yudhitya dengan para pedagang dan pengusaha penyandang disabilitas. |
SOFIFI, BRN – Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau
Disperindag Provinsi Maluku Utara melaunching program Racik Fuli Pala, di Hotel Grand Majang
Ternate, Selasa, 17 November 2020. Racik Fuli Pala merupakan program
rumah cinta dan kreasi faduli IKM serta peyandang disabilitas.
Kepala Disperidag
Maluku Utara, Yudhitya Wahab mengatakan program baru yang dilaunching itu merupakan
pengembangan dibidang industri kecil menengah (IKM) dan perdagangan. Pembinaan IKM,
sambung Yudhitya, sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi oleh dinas yang
pimpin itu.
“Pengembangan
IKM sendiri kita sudah lakukan pembinaan melalui APBD maupun APBN. Data sementara
ada kurang lebih 625 pelaku IKM yang kami bina,” kata Yudhitya.
Jumlah tersebut
belum terhitung secara keseluruhan. Yudhitya menyebut masih banyak pedagang penyandang
difabel belum terkafer di data mereka.
“Setelah kita
identifikasi, ternyata jumlahnya cukup banyak. Pembinaan dengan pelatihan ini salah
satunya berkonsultasi dengan mereka (pedagang penyandang difabel yang belum
terkafer). Mereka ini harus dengan perlakuan yang berbeda, tidak bisa kita
samakan dengan teman-teman yang lainnya,” ucapnya.
Bukan Sekadar Wadah Berbagi
Yudhitya mengaku
terus berupaya mendorong para IKM, terutama IKM pengolahan makanan. Pemberdayaan
berupa memfasilitasi peralatan dan meningkatkan kualitas produk itu salah satu
tujuannya adalah membuka kesempatan untuk bersaing, terutama marketing.
“Peningkatan
kualitas produk ini diupayakan sampai hasil benar-benar baik. Kita sangat berharap
IKM kita mampu memproduksi air guraka instan, kopi rempah, olahan ikan abon,
batik mayanana ecoprint dan produk
lain, karena fokus program ini sektor pengusaha dan pedagang,” tambahnya.
Yudhitya mengatakan
Racik Fuli Pala tidak hanya sekadar wadah berbagi dan mengasah ilmu
pengetahuan serta konsultasi. Berharap program ini bisa memfasilitasi sekaligus
merangkum semua pedagang penyandang disabilitas maupun tidak.
“Termasuk mencurahkan
perhatian, kasih sayang, dan kepedulian kepada IKM penyandang disabilitas. Ini merupakan
sesuatu yang mendasar dan begitu berarti yang sangat dibutuhkan oleh para
pelaku IKM difabel,” ucapnya.
Alasan menamakan
Racik Fuli Pala atau dinamakan rumah cinta, lanjut Yudhitya,
pertimbangannya dari aspek psikologi. Persaingan bisnis yang serba modern
sering kali membikin IKM di Maluku Utara sering kewelahan untuk bersaing.
“Filosofis Racik
adalah rumah cinta dan kreasi, sedangkan Fuli Pala adalah faduli terhadap IKM dan pedagang penyandang disabilitas. Saya
melihat dari aspek psikologi IKM kita sudah sangat down, ketika mereka harus
bersaing secara normal dengan pelaku IKM yang lain. Tujuan program ini juga
selain memfasilitasi melakukan pendampingan maupun pembinaan, dengan harapan
bisa membangkitkan motivasi semangat untuk bersaing secara fair dengan yang lain,” katanya. (han/red)