PB-Formal Minta Polda Seriusi Dugaan Kasus Rasisme Frans Manery
ILUSTRASI. |
TERNATE, BRN– Pengurus
Besar Forum Mahasiwa Loloda atau PB-Formal Maluku Utara
meminta Direktorat Reresse Kriminal Umum Kepolisian Maluku Utara serius dalam menangani
dugaan rasisme dan pencemaran oleh Frans Manery.
Penanganan yang terkesan lambat menjadi penyebab mengapa permintaan itu disampaikan.
Masalah rasisme
dan pencemaran yang diperkarakan itu dilakukan ketika Frans Manery berkunjung
ke Loloda, Halmahera Utara pada September lalu. Kasus yang menyeret nama calon
petahana ini kemudian dilaporkan ke Direktorat Reresse Kriminal Umum Polda Maluku
Utara pada 15 September 2020.
Sekertaris Umum
PB-Formal Maluku Utara, Ais Syarif Kofia menyatakan
secara kelembagaan akan mempraperadilkan kasus tersebut. Alasan langkah hukum
ini, sambung Ais, boleh saja dilakukan kalau penanganan kasusnya lambat.
“Praperadilan ini
dengan mengkuasahkan kepada lembaga bantuan hukum untuk meminta Diskrimum
Polda Maluku Utara memanggil Frans Manery untuk diperiksa,” katanya, Selasa, 17
November 2020.
Ais membantah kalau
permintaanya kepada Diskrimum Polda Maluku Utara agar menseriusi dugaan rasisme
dan pencemaran oleh Frans Manery itu tidak ada hubungannya dengan politik. Sebab,
menurutnya, persoalannya pribadi, bukan sebagai calon kepala daerah.
“Dugaan penghinaan
terhadap suku Loloda, telah memicu amarah masyarakat Loloda secara keseluruhan.
Ini persoalan pribadi Frans Manery, jangan dikaitkan ke hal-hal politik. Kami tidak
melihat dia itu bupati, tapi menurut kami, penyataan yang sampaikan itu secara
pribadi. Maka itu kami minta kasus ini segerah di tindaklanjuti, karena kami
tidak main-main dengan persoalan ini,” ucapnya.
Ais menceritakan
awal mula dugaan rasisme dan pencemaran oleh Frans Manery. Ais bilang, masalah
tersebut bermula dari viralnya potongan video yang berisi pernyataan atau
penyampaian Frans Manery di facebook pada September kemarin.
Vidio berdurasi
kurang lebih 1 menit itu Frans Manery memberikan sambutan dalam acara
penyerahan bantuan sosial di Desa Makarti, Kao Barat pada 7 September 2020.
“Dalam sambutan Frans Manery menyebut “Loloda itu saya kalah
5 tahun lalu, kita me pande (saya juga punya kepandaian) tara bodoh (tidak
bodok) sama deng dorang (masyarakata). Kita baru bikin dia pe jalan, dia pe jembatan
belum, kita kase tunggu. Ngoni tara pilih jembatan tara jadi. Sekarang ngoni
tara pilih itu so talalu sudah. Salam di kades-kades e. Apalagi kemarin saya so
mendaftar. Saya kase tau saya so mendaftar kades. Loloda itu jangan lupa itu
saja,” kata Ais meniru penyataan Frans dalam video yang viral itu. (*)