Tim Dayung Soakonora Juarai Lomba Dayung FTJ
JAILOLO, BRN – Lomba dayung pada gelaran Festival
Teluk Jailolo (FTJ) tahun ini telah selesai. Tim Dayung Soakonora, Kecamatan
Jailolo, Halmahera Barat keluar sebagai pemenang pertama lomba dayung perahu
tradisional dari sebelas tim (satu tim dua peserta) yang ikut lomba.
Kepala Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Halmahera Barat (Halbar)
Soni Balatjai mengatakan, lomba dayung kali ini
bukan untuk mencari menang atau kalah. Selain untuk menumbuhkan semangat
sportivitas, juga di desaign berbeda dari gelaran di tahun-tahun
sebelumnya.
“ Semua tim atau peserta lomba diwajibkan harus
pakai perahu tradisional, bukan perahu berbahan viber,” tandas Soni usai
menyerahkan hadiah pemenang lomba di lokasi FTJ, Rabu (26/6).
Soni mengemukakan setiap tim pemenang pertama sampai pemenang harapan IV
besaran hadiahnya bervariasi. Pemenang pertama atau juara
I sebesar enam juta rupiah, empat juta lima ratus ribuh rupiah untuk predikat
II, dan predikat III tiga juta rupiah.Sedangkan
juara harapan I dua juta rupiah, harapan II satu juta lima ratus ribuh rupiah,
dan harapan III satu juta rupiah serta harapan IV delapan ratus ribuh rupiah.
Kepala
Bagian (Kaban) Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D)
Halmahera Barat (Halbar) Soni Balatjai Menyerahkan secara langsung Hadiah pada
Pemenang Lomba Dayung Perahu Tradisional di Lokasi Festival Teluk Jailolo (FTJ)
Rabu, (26/06/2019).
“ Serta ada
juga bonus lain yang di berikan sebesar dua puluh juta rupiah bagi tim yang masuk
kategori juara 10 pada perahu hias. Jadi tidak hanya lomba dayung saja, tapi
tim juri juga menilai tim mana yang perahu di hias bagus. Penilaiannya khusus dan
tidak diberitahu pada siapapun termasuk peserta lomba,” ucapnya.
Menurut Soni, lomba dayung perahu tradisional yang diikutsertakan
dalam lomba tersebut adalah sebagai bentuk melestarikan warisan lokal. Perahu
yang biasanya digunakan nelayan lokal untuk melaut ini harus diwarisi turun_temurun
karena ini bagian dari tradisi atau warisan.
“ Harus ada penyegaran budaya, jangan sepenuhnya
mengharapkan bantuan (viber). Mungkin pemerintah bisa lihat lebih jauh lagi
tentang bagaimana perkembangan perahu tradisional tapi tidak pada perahu viber
itu,” jelasnya.
“Berharap generasi sekarang bisa tahu bahwa perahu
adalah alat transportasi jaman dulu, kemudian alat tangkap dan ini harus
diwarisi. Karena budaya atau tradisi ciri khas suatu daerah juga bagian dari
nene moyang kita”. (haryadi)