Pustakawan Bukan Lagi Penjaga Buku: Ternate Dorong Profesionalisme Literasi Digital

TERNATE, BRN – Pemerintah Kota Ternate mendorong peningkatan profesionalisme pustakawan melalui kegiatan Penguatan Calon Peserta Sertifikasi dan Sertifikasi Kompetensi Pustakawan Kota Ternate Tahun 2025, yang digelar di Kampus Poltekkes Ternate, Selasa (7/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota untuk menjawab tantangan literasi di era digital. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Perpusnas RI, Agus Sutoyo; Kepala Dispersip Kota Ternate, Safia M. Nur; jajaran Poltekkes Kemenkes Ternate; serta perwakilan Gramedia Ternate.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, dalam sambutannya menegaskan bahwa pustakawan modern harus mampu melampaui peran konvensionalnya.
“Pustakawan bukan lagi penjaga buku, tapi penggerak literasi dan inovasi. Mereka harus membuka akses pengetahuan seluas-luasnya bagi masyarakat,” kata Tauhid.
Menurutnya, sertifikasi kompetensi menjadi instrumen penting untuk memastikan pustakawan memiliki kapasitas profesional dalam memberikan layanan informasi yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Investasi terhadap pustakawan adalah investasi jangka panjang untuk pendidikan dan sumber daya manusia Kota Ternate,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly, menambahkan bahwa perpustakaan memegang peran kunci dalam membentuk generasi emas 2045. Namun, katanya, paradigma lama mengenai perpustakaan harus segera ditinggalkan.
“Pengetahuan tentang perpustakaan jangan hanya sebatas buku yang dipajang rapi. Harus ada transformasi—dari sekadar tempat membaca menjadi pusat distribusi pengetahuan,” ucap Rizal.
Ia menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, komunitas literasi, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong minat baca dan literasi digital masyarakat.
Kepala Dispersip Kota Ternate, Safia M. Nur, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk sinergi antara pemerintah daerah, lembaga nasional, dan mitra pendidikan. Menurutnya, tantangan pustakawan di era digital jauh lebih kompleks dari sekadar pengelolaan koleksi.
“Pustakawan hari ini harus menguasai teknologi informasi, kurasi data, hingga mampu menciptakan layanan berbasis digital. Mereka harus menjadi fasilitator pengetahuan,” kata Safia.
Melalui pelatihan dan sertifikasi ini, Pemkot Ternate berharap perpustakaan daerah dapat bertransformasi menjadi pusat literasi digital, sekaligus ruang belajar kreatif bagi masyarakat. (Ham/Red)