Perusda Hadirkan Brand Baru di Morotai
TERNATE, BRN– Perusahaan Daerah (Perusda)
Morotai tengah menghadirkan produk baru terhadap kebutuhan pahan pokok
khususnya beras. Brand beras lokal yang dilabeli nama Tuna Pasifik ini
merupakan solusi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat karena dapat mengjangkau
semua lapisan masyarakat, termasuk harga. Brand baru tersebut dikembangkan dari
hasil panen petani padi setempat.
Hadirnya beras lokal ini
tentu membuat masyarakat,
baik kalangan menengah ke atas dapat
menikmatinya. Sedangkan masyarakat menengah ke bawah juga dapat membelinya
karena harganya sangat terjangkau. Harga jual beras lokal sangat ekonomis,
yakni Rp sebelas ribu/kg. Tentu harga ini, selain menarik minat masyarakat, juga
langkah Perusda yang di nahkodai Sri Endang Aris memperkenalkan beras lokal hasil
inovasi itu lebih luas lagi. Prioritas mengonsumsi beras lokal sudah barang
tentu menjadi bentuk keberpihakan kepada petani daerah, salah satunya
petani di Morotai.
Selain keberpihakan
kepada petani daerah, mengonsumsi beras produksi daerah sendiri akan memberi
pasar bagi para petani. Jaminan harga maupun kualitas tentu membuka lapangan
kerja. “ Lebel berasnya diberi
nama Tuna Pasifik, “ kata Direktur Utama (Dirut) Perusda Morotai, Sri Endang
Aris, Jumat (12/10).
Menurut Sri, label
bertuliskan Tuna Pasifik pada sachet beras itu salah satu langkah pemberian
brand lokal. Sebab, selama ini beras lokal dipasaran belum memiliki nama sendiri
(asal produk). Padahal kata dia, setiap barang/produk lokal yang
diperjualbelikan sudah pasti diberi nama. Itu sebabnya, produk baru perusahaan
yang dipimpinnya itu menamakan Tuna Pasifik pada beras itu.
“ Selain mencirikan produksi lokal, juga tak lepas
promosi. Karena itu, bagi konsumen yang berminat membeli beras lokal dapat
mengunjungi kantor Perusda di Desa Juanga. Juga di Center Kuliner di Taman Kota
Daruba, karena di dua lokasi ini beras lokal dijual,” kata Sri.
Sri mengatakan, beras
lokal yang dikembangkan hasil panen petani setempat dijual dengan harga lebih
terjangkau. Harga yang tetapkan ini
tidak berbeda jauh dengan beras pada umumnya. “ Biasanya ditemui di pasar
dijual Rp 13 ribu/kg, kalau beras lokal hanya dijual Rp 11 ribu/kg,” katanya.
Sri memastikan pihaknya
siap membeli hasil panen petani. Langkah ini diambil untuk mempermudah petani
dalam hal menjual hasil panen. Dia mengaku selama ini petani masih terdapat
petani yang bingung usai memanen. Karena
itu, upaya ini selain mempermudah para petani juga meningkatkan taraf hidup petani.
“ Kedepan Perusda juga
akan menyediakan produk lainnya. Salah satu minyak kelapa dan telur ayam hasil produksi
sendiri dengan harga terjangkau,” katanya. (Fix/red)