Kota Ternate Paling Banyak Positif Virus Corona
Angka
pasien terkonfirmasi positif terpapar virus corona di Maluku Utara bertambah
signifikan. Hingga Rabu 22 April 2020, total ada 12 orang yang dinyatakan
positif tertular virus yang menyerang sistem pernafasan itu.
Artinya,
ada penambahan 8 kasus baru, dari sebelumnya 4 kasus, dua diantaranya
dinyatakan sembuh. Delapan kasus tambahan tersebut tersebar di tiga kabupaten
kota. Kota Ternate 7 orang, Tidore Kepulauan 3 orang dan Halmahera Utara 2
orang.
Juru
Bicara Gugus Tugas Penaganan Covid-19 Maluku Utara, dr. Alwia Assagaf
menyatakan, pihaknya baru menerima 16 hasil pemeriksaan swab atau polymerasechain reaction (PCR), dari 19 spesimen yang di kirim ke Laboratorium
BLK Makassar. Dari 16 hasil PCR yang di terima, 8 dinyatakan terinfeksi corona virus disease 2019 atau covid-19
dan sisanya negatif.
“Ke 8
pasien positif tersebut selanjutnya disebut pasien 05, 06, 07, 08, 09, 010, 011
dan 012,” kata Alwia pada jumpa pers di Hotel Sahid Bella Ternate, Rabu (22/4).
Notifikasi perkembangan covid-19 di Maluku Utara | Grafis : Pusdatin Covid-19 Malut. |
Riwayat perjalanan 8 pasien positif covid-19
Sebelum
dinyatakan terpapar, pasien 05 tersebut sebelumnya berstatus orang dalam pemantauan atau
ODP. Pasien asal Kota Ternate ini tiba dari Makassar ke Ternate pada 23 Maret
lalu. Dia dinyatakan reaktif rapid test pada 12 April berikutnya di karantina
di Sahid Bela Hotel Ternate pada hari itu juga.
Pasien
06 sebelumya berstatus pasien dalam pengawasan atau PDP. Dia sempat di rawat tiga
hari (11 sampai 14 April 2020) di IGD RSUD Chasan Boesoirie Ternate. Penduduk Ternate ini tiba dari Jakarta pada 2 April 2020.
Sama
dengan pasien 06, pasien 07 pun sebelumnya berstatus PDP. Ia tiba dari Surabaya
pada 7 April dan berobat di poliklinik RSUD CB pada 13 April 2020. Sebelum
dinyatakan terinfeksi virus corona, di hari yang sama pasien mengikuti rapid
test dan hasilnya reaktif. Selanjutnya dia menjalani isolasi mandiri pada esok
harinya 14 April.
Pasien
08 merupakan penduduk Kota Ternate dan berstatus PDP. Pasien klaster Gowa ini
tiba dari Makassar pada 19 Maret. Reaktif rapid test atau hasil tes cepat pada
14 April dan di karantina di Sahid 15 April 2020. Pasien 09 diketahui punya
riwayat perjalanan sama dengan pasien 08. Namun 09 hanya berstatus ODP.
Pasien
010 adalah penduduk Kota Tidore Kepulauan dan berstatus PDP. Datang dari Bandung
pada 3 April dan reaktif tes pengujian cepat pada 8 April, kemudian dilanjutkan
di karantina di Sahid Bella pada 12 April.
Pasien
011 diketahui warga Halmahera Utara dan dikatahui punya riwayat perjalanan dari
daerah pandemi. Pasien dengan status ODP ini tiba dari Makassar pada 23 Maret,
dan dinyatakan reaktif rapid test pada 10 April. Dia kemudian di rujuk untuk
karantina di Sahid pada 12 April. Pasien 012 punya riwayat perjalanan pasien
011. Warga Halmahera Utara ini di karantina pada 12 April dan diketahui sebelumnya berstatus ODP.
Peta sebaran pasien terinfeksi covid-19 di Maluku Utara | Grafis : Pusdatin Covid-19 Malut. |
Corona bukan aib, butuh tanggung jawab bersama
Alwia mengatakan,
untuk melewati situasi penyembuhan, perlu adanya dukungan dan bantuan bersama masyarakat
membantu bagi mereka yang terpapar. Suport secara moril sangat membantu mereka
dalam masa penyembuhan.
“Virus
corona bukan aib. Mari kita dukung pasien yang sedang di rawat di rumah sakit
maupun di tempat karantina. Stigma yang buruk secara tidak langsung kita
kucilkan mereka,” pintanya.
Ia meminta
untuk tidak mengucilkan warga yang diduga atau positif terinfeksi covid-19. Dia
mengajak masyarakat untuk sama-sama bertanggungjawab mencegah penyebaran virus
corona dengan mengikuti imbauan pemerintah dengan berdiam diri di rumah.
“Jika
keluar rumah untuk hal-hal penting saja, jangan lupa pakai masker, mencuci
tangan dengan sabun di air yang mengalir,” kata Alwia Assagaf, Rabu (22/4).
Jumlah pemakaian rapid test atau pengujian cepat covid-19 di Maluku Utara | Grafis : Pusdatin Covid-19 Malut. |
Alwia
menuturkan, perlu adanya persatuan dan gotong royong dalam memutus mata rantai
virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan itu. Peran aktif RT/RW,
kelurahan/desa dan laporan detail di masing-masing kelurahan/desa terhadap
orang yang dicurigai terpapar ke tim gugus tugas kesehatan secara berkala di
anggap penting melacak keberadaan, sekaligus memetakan peta sebaran zona rawan
covid.
Dia mengimbau
agar adanya kesadaran bagi warga yang memilik riwayat perjalanan dari daerah pandemi. Baik yang bergejala maupun
tidak bergejala dibutuhkan kesadaran agar mengisolasikan diri selama 14 hari
dengan mematuhi semua ketentuan-ketentuan isolasi.
“Jika memungkinkan
gunakan kamar mandi sendiri. Cuci tangan sesering mungkin, gunakan masker,
tutup mulut dan hidung ketika batuk. Serta ukur suhu tubuh 2 kali sehari dan hubungi
petugas kesehatan jika kondisi memburuk,” jelasnya. (han/red)