Brindonews.com
Beranda Kabar Faifiye Kontribusi PAD Sektor Pertambangan di Halmahera Timur Minim

Kontribusi PAD Sektor Pertambangan di Halmahera Timur Minim

Ilustrasi. (cnbcindonesia).

Kontribusi sektor
pertambangan terhadap pendapatan asli daerah atau PAD Kabupaten Halmahera Timur
masih minim. Masuknya perusahaan seperti PT. Aneka Tambang dan PT. Ara
belum mampu menopang keuangan daerah.





Abdurahman
Baidin, Kepala Sub Bagian SDM, Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Halmahera
Timur mengatakan, kontribusi industri ekstraktif terhadap pemerintah daerah
cenderung turun. Di tahun 2020, tercatat hanya Rp25 Milyar.

Abdurahman menyebut
setoran tersebut lebih kecil dibandingkan 2019 sebesar lebih dari Rp30 milyar. Penurunan
setoran retribusi sebesar Rp5 milyar lebih itu dipicu oleh pandemi covid-19.

“Kami berharap di
2021 ini sudah ada peningkatan,” kata Abdurahman, Rabu 17 Maret.





Abdurahman menyatakan,
Halmahera Timur boleh dibilang menjadi sasaran hilirisasi nikel hingga
pembangunan pabrik baterai. Produsen baterai pun mulai masuk berinvestasi,
salah satunya LG Electronics Indonesia PT, sebuah perusahaan dibawah naungan LG
Group Korea Selatan.

“Tentu kami
berharap bisa menopang PAD melalui retribusi yang berefek pada pendapatan pada
tahun ini dan di tahun-tahun yang akan datang,” sebutnya.

Termasuk PT. Antam





PT. Aneka
Tambang atau Antam melaporkan candangan nikel di Maluku Utara mencapai 52,56
juta wmt. Laporan keuangan sumber daya terukur bijih nikel kadar rendah atau limonit
Antam di Halmahera Timur tahun 2019 ini terdiri dari di Pulau Pakai 17,58 juta
wmt, Tanjung Buli 5,60 juta wmt, Mornopo 16,23 juta wmt, dan Sangaji 13,15 juta
wmt.

Untuk sumber
daya terindikasi di Halmahera Timur mencapai 37,5 juta wmt. Sementara untuk
cadangan terbukti limonit di Halmahera Timur mencapai 13,02 juta ton, cadangan
terkira atau  probable
reserves
 4,41 juta wmt. Bijih
nikel kadar tinggi (saprolit) di Halmahera Timur, jumlah cadangan terbukti
mencapai 74,79 juta wmt, cadangan terkira 104,4 juta wmt.

Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pembangunan
pabrik baterai listrik senilai US$ 9,8 milyar atau sekitar Rp 142 triliun oleh
calon investor LG Energy Solution. Kerja sama produsen baterai kendaraan
listrik bersama konsorsium empat badan usaha milik negara (didalamnya termasuk
PT. Antam) ini akan terintegrasi dari hulu hingga hilir.





Bahlil mengatakan
Maluku Utara kemungkinan besar akan menjadi lokasi pembangunan smelter nikel
untuk memasok bahan baku ke pabrik sel baterai lithium nantinya.

Pembangunan
pabrik baterai akan dilakukan di dua kawasan yang berbeda, yaitu Maluku Utara
untuk sektor hulu dan Kawasan Industri Batang. Sedangkan Jawa Tengah untuk
pabrik sel baterai.

“Lokasi pabrik
tersebut dibagi jadi 2, untuk hulu membangun smelter dan tambang di Maluku
Utara. Kemudian katoda, prekursor, dan sebagian baterai cell berdasarkan hasil survei, itu akan dilakukan di
Batang (Jawa Tengah),” kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu, 30
Desember 2020 yang dikutip brindonews dari portal CNBC Indonesiea, Rabu malam, 17 Maret 2021.





Afiliasi dengan Weda Bay Nickel

Mengutip
Laporan Keuangan PT. Aneka Tambang Tbk 2019, Antam memiliki wilayah izin usaha
pertambangan di empat prospek di Halmahera Timur. Diantaranya di Pulau Pakai,
Tanjung Buli, Mornopo, dan Sangaji.

Antam juga
memiliki saham di area tambang yang dikelola afiliasinya PT. Weda Bay Nickel. Antam
memiliki saham 10 persen di wilayah tambang Halmahera Timur.





Antam juga
mendapatkan free carried di usaha
ventura bersama Eramet S.A. (ESA) untuk mendirikan tambang nikel dan kobalt,
serta pabrik pengolahan nikel berteknologi hidrometalurgi di Teluk Weda. Proyek
nikel ini akan dikelola oleh PT Weda Bay Nickel yang struktur kepemilikan
sahamnya terdiri dari 10 persen ANTAM dan 90 persen Strand Minerals Pte. Ltd.
(SM).

Antam memiliki opsi untuk
meningkatkan porsi saham PT WBN miliknya menjadi 25 persen. Komposisi
kepemilikan saham SM saat ini ialah 57 persen Tsingshan group dan 43 persen
dimiliki oleh ESA. (mal/brn/cnbcindonesia)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan