Brindonews.com
Beranda Daerah Diujung Rotan Ada Emas Ditemukan di SMP Islam Ternate

Diujung Rotan Ada Emas Ditemukan di SMP Islam Ternate

Nurlaila Syarif

TERNATE, BRN – Istilah guru ‘rotan’ tidak boleh lagi di anggap remeh. Selain tidak dibenarkan, kekerasan yang satu ini sudah banyak memakan korban. 

Profesi guru memang rentan terjadi seteru dengan siswa atau orangtua wali murid. ‘main’ pukul pakai rotan pun tak terelakkan. Seperti terjadi di SMP Islam Kota Ternate. 





Sekolah yang dinahkodai Wahda Umsoohy itu masih di temukan slogan diujung rotan ada emas. Kasus ini terungkap setelah Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Ternate melakukan inpeksi mendadak atau sidak di sekolah-sekolah perihal penerapan atau implentasi Perda layak anak, Rabu (12/6) tadi. 

Ini artinya, pasca disahkan Peraturan Daerah atau Perda Nomor 1 Tahun 2019 tentang kota layak anak belum bisa menjawab harapan siswa-siswi untuk tidak lagi di ‘pukul’ dalam proses belajar mengajar di sekolah. 

Ketua Bapemperda DPRD Kota Ternate Nurlaila Syarif menyatakan, produk hukum daerah Nomor 1 Tahun 2019 itu konsentrasinya di sekolah ramah anak, terutama di SMP Islam Ternate. Menyangkut guru masih ‘main’ pukul, kata dia, ditemukan ketika dilakukan investigasi langsung ke siswa-siswi. 





Politisi NasDem ini menegaskan para guru tidak dibolehkan main kekerasan dalam proses belajar mengajar di sekolah. “ Kita tanya langsung ke siswa, apakah dalam proses belajar mengajar guru masih pakai rotan atau tidak, mereka jawab masih. Kita tanya lagi, apakah apakah dalam proses belajar mengajar guru masih suka pukul atau tidak, siswanya jawab iya masih suka pukul. Pukul dimana? Siswa jawab pukul di pantat. Dalam sekolah ramah anak ini tidak bisa, apalagi SMP Islam termasuk sekolah ramah anak,” jelas Nela sapaan akrabnya. 

Untuk memastikan apakah masih slogan diujung rotan ada emas di sekolah lain atau tidak, Nela yang juga Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate ini menjadwalkan Kamis (13/6) besok akan melakukan sidak di beberapa sekolah lain dijadikan sampel. “ Bukan satu sekolah saja, besok kita ke beberapa sekolah lagi,” terangnya. (ko/red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan