Deprov Malut Temukan SMK ‘Siluman’ hingga Honorer 15 Tahun Tanpa SK

![]() |
Malik Sillia |
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara, dinilai belum serius menangani sektor pendidikan.
Kesempatan peserta didik yang terisolir dari jaringan internet untuk menikmati
pelayanan pendidikan masih menjadi mimpi.
Ikhwal
tersebut dikemukakan Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara, Malik Silia saat menghadiri rapat
paripurna di Sofifi, Rabu (17/6).
Penyebab
kurangnya fokus terhadap dunia pendidikan di Maluku Utara, menurutnya, tidak
ada itikad baik dan langkah-langkah perlindungan dari dinas pendidikan.
“Siapa
yang jamin kualitas siswa-siswa belajar di rumah ? tidak ada yang bisa menjadi
bagaimana IT kita, bagaimana dengan siswa-siwa di Halmahera Timur, Taliabu,
Sula, Loloda yang jangkauan internetnya sama sekali tidak ada. Lalu bagaimana
siswa bisa menggunakan fasilitas internet ?,” katanya.
Politisi
PKB ini mengaku sudah berulang kali mengingatkan Kepada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Malut agar pro aktif dalam berkomunikasi.
Temukan SMK Siluman
Malik mengatakan,
ada berbagai masalah yang ditemukan saat melakukan kunjungan kerja di kabupaten
kota. Mulai dari sekolah menengah kejuruan atau SMK yang tidak ter-caver dalam database alian ‘siluman’, hingga guru honor 15 tahun
mengabdi tanpa SK.
“Meskipun
ini di masa pandemik tapi tidak boleh abaikan pendidikan. Pendidikan juga
urusan kemanusiaan,” sebutnya.
Malik
mengaku bingung SMK ‘siluman’ yang
ditemukan itu dinamai SMK N 1 Maluku Utara. Selain keberadaan sekolah pun tidak
jelas, sambung Malik, status daerah yang ada SMK N 1 Maluku Utara itu masih
kabupaten, bukan status provinsi.
“Ini pasti ‘siluman’
kalau tidak segera di tertibkan,” terangnya. (han/red)