Brindonews.com
Beranda Kabar Faifiye Anjas Taher: Pengantin Baru Dianjurkan Konsumsi Daun Kelor

Anjas Taher: Pengantin Baru Dianjurkan Konsumsi Daun Kelor

Ketua Tim Penanganan Stunting Kabupaten Halmahera Timur, Anjas Taher.

HALTIM, BRN – Ketua tim penanganan stunting Kabupaten Halmahera Timur Anjas Taher, membeberkan faktor penyebab stunting pada anak. Perokok aktif salah satunya.

Anjas mengatakan, perokok aktif bagi orang tua laki-laki penyebab balita atau anak terjangkit stunting. Sisi lain adalah kekurangan suplay makanan bergizi yang dikonsumsi ibu hamil semenjak mengandung.





“Contoh variabl atau indikator bayi kena stunting (gizi buruk) kalau indikator dari dinas kesehatan itu kurang lebih ada delapan. Selain kekurangan konsumsi makanan bergizi, satu misalnya rumah tanggah itu dia pe orang tua perokok. Kalau dia pe orang tua perokok inikan kultur (kebiasaan). Nah torang harus menghimbau orang tua kalau merokok jangan dekati anak-anak kecil nantinya dihirup dan terkena penyakit. Kedua anak itu dia pe asupan makanan bergizi kurang,” kata Anjas Kamis, 24 Agustus 2023.

Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Timur ini menyatakan, penanganan stunting harus dilakukan secara bertahap; mulai dari calon pengantin, ibu hamil dan seribu hari. Anjas berencana mengadopsi cara penanganan stunting yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah.

“Kalau di pemda Halmahera Tenga saya dengar ibu-ibu hami diberikan insentif perbulan Rp300 ribu untuk ibu-ibu hamil. Nanti pak bupati bale baru tong konsultasikan soal itu. Ini supaya jadi motivasi juga karena sumber stunting itu ada di bumil. Torang so coba penanganan mulai dari calon pengantin, ibu hamil dan seribu hari untuk mempasok gizi,” ucapnya.





Menurut Anjas, penanganan gizi buruk yang berjenjang sudah dianjurkan beberapa cara. Khusus calon pengantin, lajut Anjas, dianjurkan makan daun kelor alias merunggai (Moringa oleifera) mempunyai kandungan antioksidan serta betakaroten.

“Kalau di captin (calon pengantin) torang anjurkan dorang minum pil tambah darah. Bahkan torang anjurkan juga kalau pil tambah darah dorang minum ragu-ragu maka dorang makan daun kelor. Bahkan baru-baru torang rapat dan menghimbau di puskesmas dan kecamatan itu agar sampaikan ke desa-desa supaya masyarakat itu tanam kelor karena dia (pohon kelor) adalah salah satu pengganti pil tamba darah bagi remaja yang mau menikah,” jelasnya.

“Harus konsumsi kelor, karena itu salah satu tips penangana stunting yang dikasih oleh kementerian. Jadi dua itu, makan kelor dan minum pil tamba darah. Di fase ini peranya ada juga di Depag Kemenag. Jadi depag sebelum dorang kasih kaluar keterangan pernikahan harus dorang pastikan kondisi kesehatan itu (calon pengantin) kalau trada anak bisa stunting,” tambahnya. (mal/red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan