Terungkap Bendahara Desa Loid Palsukan Paraf Ketua Pemuda
Tanda tangan palsu Risno Soleman yang tertera dalam LPJ Kepala Desa Loid. |
HALSEL, BRN – Dugaan pemalsuan tanda tangan oleh Kepala Desa Loid, Kecamatan
Bacan Barat, Halmahera Selatan, Hi. Awat Hi. M. Nur terungkap dalam Laporan
Pertanggungjawaban atau LPJ desa. Hi. Awat menyebut paraf tiruan Ketua Pemuda Loid,
Risno Soleman itu sengaja dilakukan bendahara desa, Hasan H. Ade Ongky.
Hi. Awat mengaku paraf palsu yang
terdapat dalam LPJ tersebut sudah mendapat izin dari Risno Soleman selaku ketua
pemuda.
“Benar tanda tangan kita tiru. Jadi sebelum
bendahara desa menirunya, kita sudah ada konfirmasi sebelumnya. Dari pada kita
bolak-balik hanya untuk tanda tangan saja kan makan anggaran, dan saya pikir
bukan cuma itu. Tanda tangan kwitansi pembayaran gaji juga akan kita tiru kalau
kondisinya memungkinkan,” kata Hi. Awat ketikan dihubungi melalui sambungan telepon,
Rabu 10 November.
Bendahara Desa Loid, Hasan H. Ade Ongky
dikonfirmasi berdalih tidak punya waktu memberikan perjelasan dugaan pemalsuan
tanda tangan.
“Maaf saya tidak punya waktu untuk
dikonfirmasi,” terangnya.
Risno Soleman mengaku tidak pernah menandatangani
satu pun kwitansi semenjak dirinya terpilih sebagai ketua pemuda di desanya
pada 2017 lalu.
“Terhitung jabat ketua pemuda sampai
sekarang, pemuda belum pernah menerima dana dari Pemerintah Desa Loid (Lolaragurua).
Di tahun 2019 lalu, saya pernah diminta tanda tangan kwitansi kosong,”
sebutnya.
Risno mengatakan pemalsuan tanda
tanganya itu baru diketahui setelah mendapat konfirmasi dari Tim Audit
Inspektorat Halmahera Selatan.
“Dalam kwitansi pengeluaran tertulis jenis
kegiatan pengiriman kontingen kepemudaan dengan alokasi dana Rp.10 juta. Padahal
kegiatan ini sama sekali tidak ada, bahkan mereka palsukan tangan saya. Kemudia
ada lagi kegiatan pembinaan lembaga adat Rp.3.750.000. Ini juga tanda tangannya
palsu,” ucapnya.
Risno menduga, tanda tiruan persis tanda
tangannya dalam LPJ kepala desa tahun 2017 itu ditiru dari kwitansi kosong yang
pernah ditandatanganinya.
“Pernah saya tanya ke kepala desa (kades)
sebelum teken kwitansi kosong waktu itu. Kades hanya bilang, karena tahun ini
dana pemuda alihkan untuk keperluan lain,” kata Risno mengulangi jawaban kades.
“Pernah juga Pemuda Desa Loid meminta bantu
ke pemerintah desa karena keterbatasan uang pendaftaran bola kaki di Desa
Gilalang. Karena kegiatannya mencari dana pembangunan Masjid Desa Gilalang dan kita
tidak punya uang pendaftaran, saya berinisiatif mendatangi kades lalu meminta
bantuan dana pendaftaran. Waktu kades kasih Rp6juta, tapi uang ini sudah kembalikan
Rp500 ribu, sebab kebutuhan pemuda hanya Rp5.500.000,” sebutnya. (awhy/red)