Brindonews.com






Beranda Daerah Tanggapi Arifin Djafar, Golkar Diminta “move on” Karena Tidak Miskin Kader

Tanggapi Arifin Djafar, Golkar Diminta “move on” Karena Tidak Miskin Kader

Moeis Djamin.


TERNATE, BRN
– Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong
atau Kosgoro, menanggapi pernyataan Arifin Djafar yang menyebutkan Golkar
menjagokan AHM di Pilgub Maluku Utara pada 2024 mendatang. Organisasi pendiri
partai berlambang pohon beringin itu menilai pernyataan tersebut disampaikan
secara pribadi, bukan kelembagaan Partai Golkar.
 





Sekretaris Kosgoro
1957 Maluku Utara, Moeis Djamin mengatakan, apa yang disampaikan Arifin Djafar
terkesan menunjukan bahwa Golkar miskin kader. Termasuk memposisikan Partai
Golkar Maluku Utara sebagai partai dinasti.

“Partai Golkar
(kembali) mencalonkan Ahmad Hidayat Mus (AHM) karena merupakan kakak dari Ketua
DPD Alien Mis. Sementara Golkar adalah partai politik yang demokratis membuka
ruang serta kesempatan yang sama pada seluruh kader yang memiliki potensi.
Karena salah satu ciri partai demokratis adalah kompetisinya,” kata Moeis,
Jumat, 7 Januari.

Moeis berpendapat,
pernyataan oleh Sekretaris DPD Partai Golkar itu mencirikan kalau Golkar Maluku
Utara gagal move on dari proses
panjang politik yang selalu kalah dalam kontestasi pilgub Maluku Utara.





Sebaiknya Partai
Golkar Maluku fokus konsolidasi menyongsong momentum 2024. Ini penting
dilakukan mengingat konsolidasi kelembagaan belum menunjukan kemajuan
signifikan.

“Konsolidasi
parleman juga penting. Karena anggota DPRD provinsi maupun kabupaten kota
terlihat mandul dan tumpul dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. Publik
Maluku Utara akan memberikan penilaian positif jika para wakil dari Partai
Golkar mampuh memperjuangkan aspirasi, bukan memberikan janji ketika menjadi
anggota DPRD,” ujarnya.

Dalam perekrutan
bakal calon, lanjut Moeis, Golkar punya norma yang mengatur tentang tata cara
rekrutmen calon kepala daerah. Sudah pasti, kesempatan yang sama kepada para
kader, bahkan terbuka juga bagi mereka yang di luar atau bukan partai Golkar.





“(jadi) jangan
cenderung membangun opini-opini subjektif,” ucapnya. (red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Iklan