Brindonews.com
Beranda APEKSI 2024 Siswa SMP Negeri 3 Kota Ternate Tampilkan Tarian Salai Malom di Rakernas APEKSI Kota Balikpapan

Siswa SMP Negeri 3 Kota Ternate Tampilkan Tarian Salai Malom di Rakernas APEKSI Kota Balikpapan

TERNATE,BRN– Siswa sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Kota Ternate menampilkan tarian Salai malom pada acara pentas seni Rakernas APEKSI di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Tarian salai malom yang berasal dari Kota Ternate itu di sambut gemuruh para penonton yang menyaksikan.





Enam siswa-siswi yang tampil di acara tersebut. Terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Mereka disambut gemuruh tepuk tangan penonton yang datang menyaksikan acara tersebut.

Tarian Salai Malom merupakan kolaborasi tarian patriotik dan tarian pergaulan yang berasal dari Provinsi Maluku Utara. Tarian ini dibawakan oleh Sanggar Seni Kapita Charasose, penari yang ditarikan secara berpasangan.

Gerakan Salai Malom sendiri diambil dan merupakan perpaduan tarian soya-soya, dana-dana, dan lalayon. Tarian soya-soya atau juga dikenal dengan tarian perang merupakan tarian tradisonal yang dipercaya telah ada sejak jaman kesultanan Ternate.





Tarian soya-soya yang berarti pantang menyerah dan juga dapat dimaknakan sebagai penjemputan. Soya-soya merupakan ungkapan kebanggaan mereka terhadap perjuangan para pendahulu dalam mengusir penjajah negeri Ternate yang sangat kaya.

Tarian ini terinpirasi dari peristiwa penyerbuan tentara Ternate ke benteng kastela atau benteng Notra Senora Del Rosario di Ternate yang diduduki oleh Portugis. Selanjutnya tarian ini digunakan untuk membangkitkan semangat prajurit kesultanan Ternate dalam berperang.

Gerakan tarian soya-soya merupakan gerakan yang khas karena menggambarkan gerakan menyerang mengelak, dan bertahan seperti halnya Ketika berperang.





Sementara tarian lalayon biasanya dibawakan dalam berbagai acara-acara formal seperti pesta adat atau perkawinan. Tarian ini merupakan karya etnik Maluku Utara yang mudah menyatu karena masih banyak diketahui oleh para generasi muda Ternate.

Mereka sangat mendukung tarian ini, karena nilai universal yang terkandung di dalam tarian Lalayon. Tarian ini juga bermakna sebuah ucapan syukur atas berbagai anugerah yang mahakuasa terhadap manusia dalam bentuk alam serta makhluk hidup di dalamnya.

Ucapan syukur ini dituangkan dalam bentuk rasa sayang dan perhatian yang selalu diwujudkan dalam keseharian hidup manusia.





“Bagus tarian dari Kota Ternate ini, Saya sangat menikmati tarian dan musiknya.” Kata salah satu penonton usai menyaksikan penampilan dari Sanggar Seni Kapita Charasose di pelataran Dome BSCC Balikpapan, pada Rabu 5 Mei.

Penanggung jawab, Wahda S. Umsoohy menyampaikan rasa syukur sebab para penari bisa menampilkan tarian sesuai apa yang diharapkan.

“Tentu ini bikin bangga, karena kebudayaan Kota Ternate dapat dilihat oleh masyarakat banyak di luar Kota Ternate.”Pungkasnya.





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Iklan