Brindonews.com
Beranda Kabar Faifiye Puluhan Rumah di Wasileo Terendam Rob Akibat Gelombang Tinggi

Puluhan Rumah di Wasileo Terendam Rob Akibat Gelombang Tinggi

Banjir rob yang meluap ke rumah warga RT 02 Desa Wasileo. Terlihat seorang anak tengah makan sendirian tepat diatas genangan air. (Akmal | brindonews.com)


HALTIM, BRN
– Sebanyak 19 rumah warga di Desa Wasileo,
Kecamatan Maba Utara, Halmahera Timur, dilaporkan terendam air rob. Genangan air
pasang laut akibat gelombang tinggi ini terjadi pada Sabtu, 4 Desember, sekira pukul
18.00 WIT sore.
 





Salah satu warga Wasileo, Hasni menyebutkan,
gelombang tinggi musim angin utara di perairan Wasileo itu menggenangi sejumlah
pemukiman warga RT 02 Wasileo.

“Termasuk rumah saya (juga tergenang). Tinggi
air setinggi betis kaki orang dewasa,” kata Hasni.

Hasni mengatakan, air pasang laut
disertai gelombang tinggi sempat bikin panik warga setempat. Bahkan aktivitas seperti
memasak dan menghidangkan makan malam ikut terhambat.





Torang
(kami) juga sempat panik. Sampe
(sampai) tidak lagi memasak. Torang punya
aktivitas bisa kembali normal apabila air kembali surut,” terangnya.

Warga Wasileo lainnya, Into mengaku
warga terkena dampak tidak mendapatkan perhatian pemerintah desa. Padahal
puluhan rumah warga sudah tergenang dan perlu harus didata.

“Pemerintah desa tidak turun tangan. Pemerintah
desa harus turun untuk melihat (mendata) langsung dan minimal ada langkah
memitigasi sehingga bisa teratasi. Langkah mitigasi pemerintah desa kami sangat
perlukan, bukan berdiam diri ketika warga alami bencana serupa,” ucapnya.





Banjir rob menggenani rumah warga RT 02 Desa Wasileo.


Kaur Pembangunan Desa Wasileo, Asrul
Mansur membenarkan puluhan rumah warganya digenangi rob. Kendati begitu, Asrul
mengatakan kejadian seperti itu sudah sering terjadi.

“Ini disebabkan karena fenomena alam
yang tidak bisa diprediksi. Secara teknis, upaya mitigasi saya sampaikan kepada
pimpinan (Kepala Desa Wasileo, Aman Ahsan) untuk kami bahas. Tapi kami memiliki
keterbatasan, jadi kalau membuat pemecah ombak itu sudah menjadi kewenangan
pemerintah daerah,” ujar Asrul.





Asrul mengemukakan, air
pasang laut yang meluap hingga ke rumah-rumah warga itu diakibatkan pengambilan
pasir oleh warga. Karena itu pihaknya bakal memperketat pengawasan.
 

“Kalau pasir di pesisir pantai selalu
diambil jadikan bahan material, maka itu juga akan menjadi penyebab kalau
penangkal ombak akan patah. Maka kami perketat agar warga tidak lagi angkut
pasir di areal depan kampung,” terangnya. (mal/red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan