Pembatasan Usia Turnamen HUT Halmahera Timur Diprotes
Tribun Stadion Jiko Mobon. Terlihat penonton dan officiel Tim Kota Maba memadari meja panitia dan memprotes aturan batas usia yang berlakukan oleh penyelenggara. |
HALTIM, BRN – Pemberlakuan batas usia dalam turnamen sepak
bola memperingati HUT ke 19 Halmahera Timur oleh panitia penyelenggaran
belakangan dipersoalkan. Empat tim yang rencananya bertanding di pembukaan laga
batal dilakukan.
Batalnya adu
strategi yang seyogyanya dihelat pada Kamis sore 19 Mei 2022 kemarin ini pun
berujung protes. Tim Kota Maba FC menilai aturan batas usia dari panitia tidak
rasional. membuat mereka keluar dari daftar peserta.
Tim Kota Maba 2 FC
dan Kota Maba 1 Jiko Mobon memutuskan tidak berpartisipasi dalam ivent dalam
rangka memperingati HUT itu. Mereka menarik diri sebagai peserta turnamen, bahkan
melarang panitia menggunakan Stadion Jiko Mobon sebagai tempat kegiatan.
Pelatih Kota Maba 2 FC,
Edi Septiagus menganggap pemberlakuan batas usia oleh panitia adalah aturan
yang keliru. Menurut Edi, panitia seharusnya tak perlu menerapkan aturan
seperti itu.
Ivent yang digelar
adalah untuk memperingati HUT Halmahera Timur yang ke 19. Karena itu,
partisipasi semua masyarakat diperbolehkan ikut semua mata lomba.
“Ini Bukan seleksi
pemain bola tingkat kabupaten ataupun provinsi. Kalau mau batasan umur dengan
alasan mau seleksi dan lain-lain, saya kira tidak tepat. Ini HUT kabupaten,
jadi warga ingin ikut memeriahkan lewat momen ini,” kata Edi, Kamis kemarin.
Deviasi Pertandingan
Seksi Olahraga, Ailen Goslaw menjelaskan, aturan pembatasan usia sudah dibahas
dan disepakati bersama dalam meeting
dengan melibatkan semua perwakilan 10 kecamatan. Ailen mengklaim, aturan
tersebut tidak dikomplen ketika meeting
berlangsung.
“Kalau mau protes
itu pada waktu meeting, bukan di
lapangan baru protes,” kata Ailen.
Kepala Dispora
Halmahera Timur ini mengemukakan, pemberlakukan batas usia tersebut bertujuan
mencari bibit pemain U-19. Pemain-pemain ini selanjutnya dipersiapkan dalam
ajang POPDA di Halmahera Tengah.
“Berharapnya, semua
kecamatan ada pemain U-19, tapi anehnya Kecamatan Kota Maba tidak ada pemain
U-19. Padahal berdasarkan data Dispora, Kota Maba beberapa bulan lalu banyak
pemain U-17 dan itu berpotensi bisa masuk seleksi pemain POPDA. Tapi anehnya
kok tidak masuk dalam skuad di dua tim dari Kota Maba itu,” ujarnya. (mal/red)