Brindonews.com
Beranda Kabar Faifiye Telan Rp 44 M, Bendungan Patlean SP2 Tidak Berfungsi

Telan Rp 44 M, Bendungan Patlean SP2 Tidak Berfungsi

Salim Taib.


HALTIM,
BRN
– Pembangunan bendungan jaringan irigasi di Sungai Akelamo,
Trans SP2 Patlean, Kecamatan Maba Utara, Kabupaten Halmahera Timur sampai saat ini tak bisa difungsikan.





Ini karena terkendala irigasi untuk memberi air ke sawah dalam
pengerjaannya tidak selesai alias mangkrak sejak pertama kali dikerjakan pada 2019 lalu
hingga kini.



Pekerjaan yang melekat di Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku
Utara
dan dikerjakan PT. Morsel Star ini memakan dana Rp 44 miliar
lebih.





Sayang, gelontoran APBN untuk proyek yang diharapkan mengaliri
air ke sawah warga SP2, SP4, dan SP5 untuk meningkatkan produksi padi itu justru
tidak memberi asas manfaat.

Dinding saluran irigasi yang ambruk. Dugaannya PT. Morsel Star selaku pemenang tender mengerjakan asal jadi. Kerusakan terjadi di jalur SP4 menuju SP2 (sempat diperbaiki). Akbibat kerusakan tersebut bendungan yang sedianya menyuplai air kebutuhan padi para warga itu pun terkendala. Sejak awal pengerjaan sampai sekarang bendungan dengan nilai puluhan miliar lebih ini belum memberikan asas manfaat sama sekali. 


Salim Taib, warga Wasileo, mengatakan proyek bendungan
jaringan irigasi di Sungai Akelamo, Trans SP2 Patlean adalah bendungan terbesar
yang ada di Halmahera Timur. Akibat tidak selesai dikerjakan, warga setempat
hanya menanam padi dan tanaman holtikultura lainya bila tiba musim hujan.

“Mereka tidak bisa menanam padi karenakan terkendala irigasi
persawahan. Bendungan jaringan irigasi itu sebenarnya dalam rangka meningkatkan
produktivitas pangan, tetapi nyatanya tidak demikian, tidak bisa difungsikan. Ini
bendungan terbesar di Maluku Utara yang ada di Maba Utara, namun semenjak
dikerjakan sampai sekarang tidak dirasakan manfaatnya oleh warga, justru aspek
mudaratnya yang lebih besar,” kata Salim, Kamis, 19 Januari.





Salim mendesak BWS Maluku Utara selaku satuan
kerja bertanggung jawab dan segera mengaktifkan bendungan dimaksud. Terutama menyelesaikan
saluran air yang mengalir ke ladang padi milik warga.
 

“Kami mendesak kepada pihak-pihak yang berwenang dan
punya otoritas yaitu BWS Maluku Utara segera membangun saluran irigasi ke
tempat-tempat persawahan. Ini supaya masyarakat juga sudah bisa melakukan
menanam padi dan tanaman holtikultura. Selama ini tidak bisa difungsikan karena
penunjang pengairan ke sawah ituyang tidak ada,” tegasnya. (mal/red)








Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Iklan