Brindonews.com






Beranda Daerah Diduga Proyek Rehab Kantor Desa di Morotai Bermasalah

Diduga Proyek Rehab Kantor Desa di Morotai Bermasalah

Kantor Desa Bere-Bere Kecil 

MOROTAI,BRN – Diduga proyek pembangunan rehabilitasi
bangunan kantor Desa Bere Bere Kecil dan Desa Towara Kecamatan Morotai Jaya
(Morja) tahun 2019 senilai Rp 100 juta dari direktorat penataan dan
administrasi pemerintahan Desa Kemendagri dan dikerjakan oleh kontraktor Amran
Mustika diduga bermasalah.

Bagaimana tidak, proyek yang seharusnya diserahkan kepada
pemerintah Desa untuk direhab. Namun, faktanya diambil alih oleh Amran Mustika
atas perintah oknum Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD).





Anehnya lagi, proyek rehabilitasi dua kantor Desa, laporan
anggarannya sudah dicairkan seratus persen dan laporan pertanggungjawaban ke
Kementerian sudah tuntas seratus persen, sayangnya proyek rehab dua kantor Desa
ini belum seratus persen selesai dikerjakan.

Berdasarkan data yang dikantongi, untuk rehab kantor desa Bere
Bere Kecil, ternyata dari anggaran 50 juta yang diberikan, Amran Mustika baru
hanya mengerjakan sebagian kecil proyek itu. Padahal anggarannya sudah cair
seratus persen pada bulan Agustus.

“Yang dibelanjakan oleh yang bersangkutan hanya cat, ram
jendela, tripleks 8 lembar, stang pintu 3 buah, paser 1 ret, kerikil 1 ret,
batu 1 ret, besi 3 staf, semen 6 sak, jadi kalau dihitung tidak sampai Rp 10
juta, itu pun hanya dibiarkan di pekarangan dan tidak ada pekerjaan sama sekali
padahal anggarannya sebesar Rp 50 juta,”ucap salah satu staf Desa Bere
Bere Kecil.





Sedangkan, untuk Desa Toara, Amran Mustika hanya membelanjakan 4
item kegiatan dari 10 item kegiatan dan itu pun tidak sesuai dengan yang
dianggarkan misalnya belanja paving Rp 20 juta, semen Rp 2,2 juta, multiruf Rp
370 ribu, paku campur Rp 275 ribu, tripleks Rp 1,1 juta, cat tembok Rp 1,7
juta, kuas rol Rp 200 ribu, kayu Rp 2,5 juta, papan Rp 300 ribu, profil kayu Rp
250 ribu, pintu Rp 1,5  juta, ongkos
tukang Rp 8,2 juta dan ongkos pekerja Rp 8 juta. Hanya saja, AM hanya belanja
cat tembok 2 buah dari total 4 buah, sedangkan kuas Rol yang diusulkan 4 buah
namun hanya 2 buah yang dibelikan, 
sementara belanja pintu tidak dilakukan yang ada hanyalah belanja selot
ditambah dengan terali jendela sebanyak 14 buah.

“Sudah kerja, tapi kalau dihitung tidak sampai Rp 10 jutaan,
“ujar salah satu staf Desa Toara juga.

Sementara Plt Kades Toara Dahlan Tuasamu ketika dikonfirmasi via handphone,  mengaku bahwa anggaran untuk rehabilitasi
kantor Desa sudah ditransfer dari pihak kementerian ke rekening Desa, dan Desa
sudah mentransfer ulang ke rekening kontraktor Amran Mustika. “Setelah
anggaran itu ditransfer ke Desa, seluruh anggaran sebesar Rp 50 juta itu
digeser ke Amran Mustika, “timpalnya.





Terpisah, Amran Mustika saat dikonfirmasi membenarkan kedua proyek
rehab kedua kantor Desa tersebut dihendel dirinya. Bahkan anggaran untuk dua
kantor Desa tersebut telah masuk ke nomor rekeningnya. “Iya benar, uangnya
sudah masuk rekening saya, “imbuhnya.

Amran Mustika yang diketahui bersatus sebagai Koordinator Desa ini
beralasan kedua bangunan Desa itu baru direhab sebagian, karena tukang yang
dipekerjakan berhalangan.

“Misalnya untuk rehab bangunan kantor Desa Bere Bere Kecil,
kantor Desa ini terlambat dikerjakan, karena tukang yang dipekerjakan masih
mengerjakan pekerjaan lain, “imbuhnya.





Disintil siapa yang membuat laporan pertanggungjawaban ke pihak
Kemenagri, bahwa kedua bangunan kantor Desa itu sudah tuntas dikerjakan,
dirinya beralasan tidak mengetahuinya.

“Saya tidak tau siapa yang membuat laporan ke pihak
Kemengari, saya sendiri juga belum pernah bertemu dengan mereka,
“terangnya. (fix/red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan