Brindonews.com
Beranda Kabar Faifiye Cerita Sebab Musabab Bibi Tura Alami Kekerasan Fisik dari Kadis Nakertrans

Cerita Sebab Musabab Bibi Tura Alami Kekerasan Fisik dari Kadis Nakertrans

Ilustrasi kekerasan fisik.


HALTIM, BRN
– Mastura Djailani, salah satu korban kekerasan fisik
oleh Kepala Dinas Nakertrans HalmaheraTimur Richard Sangaji, masih mengalami trauma. Perempuan 54 tahun itu
mengaku pusing usai mendapat tamparan yang mengenai pipi kirinya.





“Awal
cerita itu saya deng tamang (bersama
teman) Nursia dan April ada duduk di ruangan transmigrasi. Terus Nursia panggil
pak kadis masuk ke dalam: pak maso kamari
dulu (ke ruangan). Kemudian Pak Richard masuk. Nursia lalu bilang: pak lia tong pe ruangan ni, tong pe
kursi me bengkok-bengkok samua tu,” kata
Bibi Tura, nama saapan Mastura Djailani, menceritakan sebab musabab kekerasan
yang dialami bersama Idman Yasir ketika ditemui brindonews di rumahnya, di Desa Soagimalaha, Kamis malam, 2
Februari.

Bibi
Tura mengatakan, maksud Nursia memanggil Richard guna mengonfirmasi kerusakan
fasilitas. Termasuk menyampaikan rencana acara makan di kantor. Namun, lanjut
Bibi Tura,  maksud tersebut ditanggapi dengan
naik darah.

“Paitua
(Richard Sangaji) langsung bilang: iyo so
(sudah mengusulkan) permintaan anggaran tapi belum ada. Terus Pak Richard
bilang: mo (mau) sekat ruangan tapi
bertahap, ini saja pake saya pe dana. Kemudian saya bilang: pak so lama tara (sudah lama tidak) makan di
kantor ini. Paitua sementara mo
kaluar, terus saya bilang lagi apa sadiki
bilang pake dana pribadi
, apa sadiki
kata pake doi pribadi
. Paitua dengar itu langsung balik dan pukul,”
ucapnya.





Tak
terima ditampar, ia dan Richard sempat adu mulut. Beruntung dilerai Nursia dan
April.

“Dia
bilang dia tersinggung dan tara tarima
bae
karena saya bilang apa sadiki
pake doi pribadi
. Dia bilang Mastura ngana
bamulu sampe
, ngana kurang ajar. Ngana bilang saya apa sadiki pake doi pribadi. Saya ini
seorang pimpinan kong ngana tara
hargai. Terus saya bilang, pak yang kitong
bicara tadi kan hanya basedu. Kong dia bilang kalau apa pigi la lapor (kalau tidak terima
silahkan lapor),” cerita Bibi Tura.

Sehabis
kejadian, Bibi Tura beranjak dari kursi dan menemui Idman Yasir dan meminta
bantu mengantarnya pulang ke rumahnya.





“Saya
rasa pusing deng malu. Saya ke ruang
kerja Mano (Idman Yasir) minta bantu antar pulang. Waktu kejadian Mano tara tau karena dia ada kerja. Saya manangis kong Mano tanya, Mama Tura bikiyapa?, terus saya bilang pak kadis pukul
pe saya,” katanya.

Bibi
Tura menambahkan, Richard yang masih terpancing emosi kembali cek-cok dengan
Idman Yasir.

“Saya
dudu di muka kantor tunggu Mano keluar. Tau-tau Mano deng Pak Richard adu mulut juga. Jadi saya pulang dengan Nursidin,”
ucapnya.





Usai sampai
di rumah, ibu empat anak ini bersama keluarganya mendatangi Polsek Kecamatan
Maba Selatan dan membuat laporan polisi. Mano pun demikian: melakukan visum di RSUD
Kota Maba dan membuat laporan polisi.
 

Berbeda Keterangan 

Richard
Sangaji dikonfirmasi membantah cerita Bibi Tura. Richard mengaku tamparan yang
dilayangkan tidak mengenai pipi kiri, melaikan mengenai jilbab korban.

“Kena di
jilbab, bukan di pipi. Kalau di pipi pasti bangka
(bengkak), memar dan sebagainya. Ada saksi di situ,” sambungnya.





Richard
mengatakan sudah meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Menurutnya, apa yang
dilakukan itu tak luput dari khilaf sebagai manusia biasa.
 

“Saya atas nama
Kepala Dinas Nakertrans Halmahera Timur mengucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya kepada masyarakat dan korban, termasuk keluarga korban atas
insiden kemarin di kantor. Saya mengakui atas perbuatan yang saya buat dan itu
merupakan kesalahan saya karena khilaf. Mohon dimaafkan,” kata Richard ketika
ditemui brindonews di kediamanya, di
Desa Soagimalaha, Kota Maba, Kamis sore, 2 Februari. (mal/red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan