Brindonews.com
Beranda News Masa Aksi Tuntut Bentuk Regulasi dan Stabilkan Harga Kopra

Masa Aksi Tuntut Bentuk Regulasi dan Stabilkan Harga Kopra

HALUT, BRNBeberapa bulan terakhir harga kopra di Malut semakin
terpuruk. Kondisi ini bukan tidak mungkin menambah derita para petani/perajin
kopra. Harga kopra yang terus anjlog di kisaran 2.800/kg belakang ini memicu
Pergerakan
Petani Kopra (PPK) Tarakani Galela Kabupaten Halmahera Utara turun ke jalan
menggelar unjuk rasa.





Kedatangan pendemo menggunakan empat truk dilengkapi sound sistem ini
menuju kantor bupati dan DPRD Halut. Bahkan, hingga pukul 12.30 WIT ratusan para
pendemo masih memadati kantor DPRD. Mereka menuntut dan menagih janji Bupati
Halut, Frans Manery menaikkan harga kopra.  

Menurut masa aksi, anjlognya harga kopra membuat petani semakin
meradang. Selain itu, anjlognya di kisaran 2.800/kg membuat masa aksi merasa
bosan dengan janji Frans Manery. Bupati hanya bisa mengubar janji ketimbang
merealisasikan janjinya kepada petani/perajin kopra.  

“ Bukannya harga kopra naik malah tambah turun. Kami butuh bukti
bukan janji, dan tidak membohongi petani. Kami minta bupati agar segera
menyelamatkan harga kopra, jika tidak kami akan bakar dan boikot aktivitas
pemerintahan, torang so bosan dengan janji yang kase foya-foya petani,” tandas
salah satu orator, Ikbal.





Menurut Ikbal, stabilnya harga kopra secara nasional itu belum dirasakan
para petani kopra di Halut. Kenyataan bukannya mendorong Pemkab Halut menaikkan
atau menstabilkan harga kopra malah menyuruh petani merubah/mengolah kopra
menjadi produksi lain dengan mendatangkan Investor Amerika dan PT MNS.

Tak hanya menagih kenaikan harga kopra, aksi yang berujung
pengurusakan fasilitas kantor bupati dan DPRD Halut ini para pendemo yang
rata-rata petani kopra itu menuntut DPRD dan Pemkab Halut membuat/membentuk
regulasi perlindungan petani kopra. Juga mendesak Pemkab Halut agar menyediakan
perusahaan kopra serta secepatnya menstabilkan harga kopra. Pemkab Halut juga
di tuntut menurunkan harga sembilan bahan pokok (sembako) dan mengaktifkan
pelabuhan laut Galela.





Setelah beberapa jam berorasi, masa aksi diundang Asisten I
Bupati, E. J. Papilaya untuk berdialog secara terbuka. Dalam dialog tersebut, para
petani menyampaikan keluhan mereka. Sementara Asisten I Bupati berjanji bakal menyambung
mulut keluahan petani ke Bupati Halut.

Saat ini, kata Papilaya, Pemkab Halut dan DPRD sudah berkoordinasi
ke Perusahaan serta melakukan langkah-langkah lain mempresur kenaikan harga
kopra kembali naik seperti sediakala.

“ Bupati telah memerintahkan ke BUMD untuk dapat melakukan
pembelian kopra atau menjadi penampung. Pada intinya harapan petani hari ini
akan kami sampaikan ke Bupati,” katanya. (Arthur/red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan