Penerapan Belajar Tatap Muka di Maluku Utara Tergantung Hasil Simulasi

![]() |
Ilustrasi belajar mengajar di ruang kelas. |
Dinas
Pendidikan dan Pengajaran atau Dikjar
Provinsi Maluku Utara menerbitkan surat edaran tentang proses pembelajaran
tatap muka di sekolah. Menurut Amirudin, surat edaran yang terbitkan itu
berdasarkan penetapan surat keputusan bersama atau SKB oleh 4 menteri.
Amirudin menyebutkan
empat menteri tersebut terdiri dari menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri agama,
menteri kesehatan, dan menteri dalam negeri. Masing-masing menteri ini menerbitkan SKB Nomor : O4/KB/2020, Nomor 737 tahun 2020,
Nomor HK.0108/MENKES/7093/2020 dan Nomor
: 420-3987 tahun 2020.
Sekretaris Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara itu mengatakan, keempat SKB
dari masing-masing menteri itu semuanya mengatur tentang panduan
penyelenggaraan pembelajaran tahun akademik 2020/2021.
“Kemarin kami
simulasi di Kota Ternate terkait bagaimana persiapan proses pembelajaran tatap
muka di sekolah. Setelah simulasi ini selanjutnya di evaluasi oleh Dikjar, selanjutnya
kepala dikjar mengeluarkan edaran yang dalam edaran itu sesuai dengan petunjuk
SKB 4 menteri tersebut,” kata Amirudin, Senin, 11 Januari 2021.
Amirudin mengemukakan,
masa percobaan aktifitas tatap muka peserta didik di sekolah itu dibagi
beberapa tahap. Kepala cabang dinas pendidikan kabupaten/Kota dan pengawas
melakukan evaluasi serta memonitoring dalam dua minggu pertama tatap muka.
“Jika tahap
awal ini dibolehkan, berikutnya pembelajaran tatap muka dilanjutkan pada tahap
kedua setelah ada koordinasi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota setempat,”
ucapnya.
“Kalau ada
persetujuan pemerintah kabupaten/kota, baru dilakukan tatap muka. Itupun
dilihat berdasarkan persetujuan orang tua wali murid melalui surat pernyataan
yang mereka buat,” sambungnya.
Tergantung Ternate
Amirudin berpendapat,
penerapan tatap muka peserta didik di sekolah bergantung pada hasil simulasi. Kabupaten/kota
lain di Maluku Utara boleh bertatap muka di ruang kelas kalau saja Kota Ternate dinyatakan siap.
“Apakah Ternate
siap atau tidak, itu akan menjadi acuan untuk kabupaten kota lain,” sebutnya.
Amirudin mengakui
simulasi yang dilakukan di Ternate berjalan bagus. Di bilang bagus, sambung
Amirudin, pelaksaan simulasi semuanya
sesuai aturan, tahapan, ketentuan maupun protap kesehatan.
“Walaupun begitu tetap
dilakukan evaluasi dan pengawasan ketat oleh cabang – cabang dinas pendidikan
dan pengawas,” ucapnya. (han/red)