Brindonews.com
Beranda Kabar Faifiye Pemda Patok Setoran PAD BUMD Rp 10 Miliar Buntut TKD Halmahera Timur di Pangkas

Pemda Patok Setoran PAD BUMD Rp 10 Miliar Buntut TKD Halmahera Timur di Pangkas

Direktur Utama BUMD Perdana Cipta Mandiri Ir Tartum.

Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD Perdana Cipta Mandiri terpaksa harus berpikir keras setelah mendapatkan perintah dari Pemerintah Daerah Halmahera Timur untuk meningkatkan setoran pendapatan asli daerah sektor pertambangan setelah kouta dana Transfer ke Daerah atau TKD dipangkas oleh Pemerintah Pusat.

Direktur Utama BUMD Cipta Mandiri Halmahera Timur Ir Tartum mengaku sudah menerima perintah langsung dari Sekretaris Daerah Halmahera Timur Ricky Chairul Ricfhat selaku Ketua Dewan Pengawas BUMD perihal dimaksud.

Tartum mengatakan, tiga jajaran direksi BUMD sudah diperintahkan supaya menyetor PAD yang dipatok Rp 10 miliar tahun depan. Angka yang dipatok pemerintah daerah naik satu kali lipat lebih besar dari jumlah tahun lalu yang disetor hanya bisa mencapai Rp 4,6 miliar.

“Pak sekda kemarin minta minimal Rp 10 miliar, tahun depan sudah bisa Rp 10 miliar makanya kami lagi berupaya. Selama inikan kerja hanya di Antam di Pulau Pakal,” kata Tartum ketika dikonfirmasi Brindonews, Rabu, 22 Oktober.

Tartum menyatakan, nilai target yang ditetapkan dimaksud bikin mereka harus lebih berpikir keras, satunya harus menjemput peluang industri baterai CBL dan membentuk anak usaha BUMD yang baru. Dua opsi tersebut kata Tartum, sudah masuk dalam rencana BUMD kedepan.

“Kehadiran investasi besar seperti CBL itu harus kami tangkap, apa sih yang ngak bisa digarap BUMD, kan perusahaan lokal untuk masyarakat disini (Halmahera Timur). Dengan posisi kita sekarang harus bikin anak perusahaan karena itu salah satu upaya penigkatan PAD, kan secara bertahap menentukan Rp 10 miliar, berikutnya kalau anak usaha sudah jalan, kan PAD bisa naik lagi,” jelasnya.

Tartum menyebut, BUMD hanya bisa memperoleh laba bersih dalam setahun hanya mencapai Rp 10 miliar dari hasil garapan sebagai kontraktor penambangan nikel di konsesi IUP milik PT Aneka Tambang atau Antam di Pulau Pakal dengan kouta produksi 3 juta metrik ton.

“Kalau itu laba bersih sekitar Rp 10 miliar termasuk operasional, tahun lalu kita bisa stork e kas daerah Rp 4,6 miliar. PAD kan 55 persen dari laba sesuai peraturan daerah maka tahun ini kami target Rp 6 miliar karena di pulau pakal tahun ini kami 3 juta metrik ton sekarang sudah di 2 juta lebih karena sampai Desember 3 juta. Yang jelas tahun ini melebihi tahun lalu,” sebutnya. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan