Pedagang Pisang Sebut Pemkot Pilih Kasih
TERNATE, BRN – Sejumlah Pedagang pisang yang berjualan di kawasan pasar Higenis melakukan aksi dengan membuang jualan di jalan Raya.
Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kota Ternate atas kebijakan yang dinilai pilih kasih.
Salah satu pedagang pisang, Hairia menceritakan bahwa awalnya para pedagang disuruh masuk untuk berjualan di dalam pasar oleh petugas Disperindag, namun pedagang tidak melakukan perintah tersebut lantaran tidak ada yang masuk membeli jika berjualan di dalam pasar. Kebanyakan orang belanja hanya di pinggir jalan.
Selain itu, akses jalan masuk di dalam pasar tidak bagus, sehingga Kita memilih berjualan di luar.
Ia mengaku, semua pedagang pisang membayar leo Rp 30.000 satu hari, di tambah retribusi Rp 2000, kemudian tempat lain hanya bayar Rp.5000.
“Alasan di suru masuk berjualan di dalam, karena ini tempat parkiran, tetapi selama saya berjualan di tempat ini tidak ada namanya parkiran, parkiran ini diterapkan baru beberapa bulan lalu,”ungkapnya.
Anehnya lagi, kita di suru masuk ke dalam tapi pihak Pemkot menagih retribusi.
Menurutnya, Pemerintah Kota Ternate pilih kasih, Masa yang lain bisa berjualan di luar baru Kita di suru masuk ini kan aneh.
Sementara Kabid Pengendalian dan Pembinaan Disperindag Kota Ternate, Irsan Ibrahim Akil mengatakan, pada prinsipnya hari ini kita lakukan penertiban pedagang yang berjualan di sepanjang jalan, sebab mereka juga ada tempat di dalam pasar.
“Penertiban ini sudah sesuai prosedurnya, kita sudah menyurat ke mereka dari Senin kemarin, tetapi surat itu tidak di respon jadi kita turun lakukan penertiban,”ucapnya.
Lanjutnya, mulai hari ini ada pengawasan di tempat ini, dan akan dikontrol sehingga tidak ada lagi yang berjualan di pinggir jalan.
“Ini bentuk pencegahan menghadapi bulan puasa. Sebab menjelang puasa itu otomatis jalan ini akan macet,”tandasnya. (Ham/red)