Organda Ancam Boikot Angkutan Gratis

![]() |
Organda dan Pemkab Morotai melakukan hearing di aula kantor Bupati, Kamis (6/9). |
MOROTAI, BRN – Protes terhadap
kebijakan Bupati Pulau Morotai, Benny Laos yang tidak pro rakyat terus
berlanjut. Kali ini puluhan supir yang tergabung dalam Organda mendatangi
kantor Bupati, Kamis (6/9/2018) menggelar aksi unjuk rasa. Para supir ini
mendesak Pemkab merubah kebijakan Bupati yang menyediakan angkutan murah.
Salah
satu orataor, Irwan Soleman mengungkapkan angkutan murah yang sediakan
pemerintah daerah membuat mata pencaharian supir jadi menurun drastis. Menurut dia,
Pemkab Morotai bisa saja menerapkan kebijakan tarif angkuta murah, asalkan
tetap menguntungkan.
“ Biar
murah tetap menguntungkan, tapi adanya angkutan murah ini membuat pendapatan
para supir turun drastis,” koar Irwan saat berunjuk rasa.
Orator
lainnya, Fadli Djaguna justru menuding kebijakan angkutan gratis ini hanya
akal-akalan Bupati untuk memperkaya dirinya dan keluarganya. Sebab, mobil
angkutan gratis yang dimaksud itu tercantum nama Benny Laos-Asrun Padoma (Balap).
Ia meminta Pemkab Morotai segera mehentikan kebijakan atau aktifitas mengenai
angkutan gratis itu. Karena kalu tidak, pendapatan para supir angkot setempat
terus terganggu.
“
Kami akan terus suarakan ini. Jika ini tidak diakomodir, maka di pastikan kami tetap turun ke jalan dan
memboikot aktifitas angkutan gratis,” ancamnya.
Beberapa
jam berorasi, massa aksi melakukan hearing
bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Morotai, Muhammad M. Kharie. Pada kesempatan
tatap muka itu Sekda menjelaskan alasan Pemkab mengambil kebijakan tersebut. Menurut
Sekda, adanya kebijakan menyediakan angkutan gratis itu guna meningkatkan
ekonomi masyarakat perdesaan.
“ Angkutan gratis disediakan untuk membantu
akses masyarakat hendak menjual hasil bumi mereka. Karena selama ini hasil bumi
di empat kecamatan di Morotai masih jual
diluar daerah. Sehingga adanya angkutan gratis ini, hasil bumi masyarakat
dijual di pusat kabupaten. Dengan begitu ekonomi masyarakat akan bertambah,”
jelas Sekda.
“ Dulu masyarakat yang
tinggal di desa Sopi hanya dengan uang Rp 500, 000 bisa kabupaten, tapi tidak
bisa kebutuhan bisa di beli, tetapi dengan adanya angkutan gratis ini,
kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dengan semuanya,” terang Sekda sembari
mengatakan permintaan para supir itu akan di konversi ke Bupati. (Fix/red)