Brindonews.com


Beranda Daerah Korban Meninggal Dunia Pasca Gempa Halsel Bertambah

Korban Meninggal Dunia Pasca Gempa Halsel Bertambah

Hingga Hari Kedua Tercatat 4
Orang Meninggal Dunia





Kondisi tenda pengungsian warga Nyonyifi, Kecamatan Bacan Timur. Terlihak sanak saudara Saima Mustafa (alm) berada disisi kanan dan kiri jasad alm.

HALSEL, BRN – Korban meninggal dunia pasca
gempa magnitudo 7,2 SR di Halmahera Selatan bertambah satu orang. 
Saima Mustafa, warga Desa Nyonyifi,
Kecamatan Bacan Timur, dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya di tenda
pengungsian, Senin (15/7) sekira pukul 20.00 malam WIT.

Informasi yang dihimpun Brindonews.com
menyebutkan, 
Saima sempat mendapat bantuan
berupa obat-obatan dari Puskesmas Babang. Sebelumnya Saima dikabarkan sempat
pulang ke rumah bersama warga lainnya. Kondisi kesehatan nenek ini terakhir
terlihat menurun setelah kembali ke tempat pengungsian karena ada gempa susulan
atau aftershock, Minggu (14/7) sore WIT.

Tenda pengungsian warga Desa Tawa, Kecamatan Gane Barat Selatan, Halmahera Selatan

Kepala Desa Nyonyifi, Guntur Idris membenarkan salah warganya
meninggal dunia di tenda atau di tempat pengungsian. Guntur mengatakan,
almarhumah menderita sakit saat berada di tempat pengungsian. “ Warga masih di
tempat pengungsian, jadi jasad almarhum Rabu besok (hari ini)  baru kubur,” kata kades, malam tadi.





Salah satu rumah di Desa Tomara, Kecamatan Bacan Timur Tengah yang rusak parah akibat gempa

Sekretaris BPBD Maluku Utara, Ali Yau menyebut
sudah ada tiga orang sebelumnya dilaporkan tewas. Ketiga orang ini tewas
tertimpa bangunan rumah  yang roboh pasca-gempabumi pada Minggu
(14/7/2019). “ Tiga orang tewas saat gempa itu bernama 
Aisyah (51), warga Desa Ranga-Ranga, Kecamatan Gane Barat, Segaf Girato, warga Desa Yomen, Kecamatan Joronga, dan Aspar Mukmat (20), warga Desa Gane Dalam, Kecamatan Gane Timur Selatan,” kata
Ali seperti di lansir di kompas.com.

Ali mengemukanan, saat ini tim terpadu dari
pemerintah daerah Halmahera Selatan, BPBD, Tim SAR, TNI/Polri dan berbagai
unsur lainnya sudah bergerak ke lokasi bencana untuk mendata jumlah kerusakaan
bangunan maupun korban luka akibat musibah tersebut. Tim ikut membawa
obat-obatan dan tenaga medis untuk penanganan korban luka-luka akibat gempa,
seperti di Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur yang dianggap wilayah paling
parah terdampak bencana.

Berdasarkan
keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halsel, kerusakan
rumah warga tersebar di sejumlah desa di wilayah Gane dan Bacan. Seperti
Desa Ranga-Ranga 300 unit, Desa Gane Dalam 380 unit. Dari total rumah warga ini
dalam kondisi rusak berat.

Dilansir kompas.com, Kepala Pusdiklat
Penanggulangan Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan, lebih dari 2.000 jiwa
mengungsi akibat gempa di titik koordinat 0.59 Lintang Selatan dan 128.06 Bujur
Barat atau berjarak 62 km Timur Laut Labuha, Maluku Utara itu.
 Para pengungsi tersebar di 14 titik lokasi, yaitu Kantor
Polsek Saketa, 89 orang, Kantor PDAM Saketa, 65 orang, Aula Kantor Bupati
Halmahera Selatan, 300 orang, Polres Halmahera Selatan, 170 orang, serta di
Masjid Raya Halmahera Selatan, 500 orang.









“ Ada juga di Kantor Dinas Sosial Halmahera
Selatan, 70 orang, Kodim 1509 45 orang, Rumah Dinas Ketua DPRD 100 orang, Rumah
Dinas Wakil Ketua II DPRD 50 orang, Rumah Dinas Bupati Halmahera Selatan 70
orang, SMAN 5 Halmahera Selatan 84 orang, Kantor Pemda dan DPRD Halmahera
Tengah 25 Kepala Keluarga. Bukit Goeng/Cafe Goeng 15 Kepala Keluarga, serta
Kecamatan Bacan Selatan 1000 Jiwa. Pengungsi mandiri di Desa Hidayat, Desa
Makean, dan Desa Tomon,” rinci Agus di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta
Timur, Senin (15/7/2019).
 (red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *