KNPI Malut Minta Pemerintah Tanggap Kekurangan APD

Ariyo: Ini misi bunuh diri namanya
![]() |
Ariyo Dermawan, Sekretaris Bidang Kesehatan DPD KNPI Provinsi Maluku Utara |
TERNATE, BRN – Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda
Indonesia atau DPD KNPI Provinsi Maluku Utara mengingatkan, pemerintah jangan
hanya bisa menyanjung petugas kesehatan sebagai garda terdepan penaggulangan
wabah Corona
Virus Disease atau Covid-19, tanpa
ditopang dengan fasilitas alat pelindung diri yang lengkap.
Alat
pelindung diri atau APD dinilai penting untuk mencegah penyebaran virus mematikan
itu, terutama bagi tim medis. Minim dan terbatas serta sulitnya masyarakat dan
tenaga medis memperoleh APD, merepresentasikan pemerintah daerah tidak tanggap mengatasi
masalah kekurangan alat pelindung khususnya di Maluku Utara.
“Jumlah orang
dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan virus corona terus meningkat, sementara
alat pelindung diri tim medis terbatas, bahkan tidak ada. RSUD CB Ternate merupakan salah satu rumah sakit
rujukan untuk penanganan pasien corona, tentu membutuhkan fasilitas
pendukung demi pencegahan penyebaran virus ini,” kata Ariyo Dermawan, Sekretaris
Bidang Kesehatan DPD KNPI Provinsi Maluku Utara, Selasa (24/3).
Ariyo menyakan
harus
ada langkah cepat dari pemerintah daerah. Bertambahnya orang dengan status ODP
dan PDP memungkinkan meningkatnya permintaan kebutuhan akan alat pelindung seperti masker/bahan antiseptik dan pelindung lainnya.
“Ini
yang mestinya di[ikirkan pemerintah. Mau tidak mau harus memperbanyak logistik kesehatan,” terangnya. “Tiap
RSUD harus kita perkuat. Masa, ada dokter dan petugas medis yang menggunakan
kantong plastik (jas hujan) sebagai
baju pelindung, ini kan tidak sesuai standar. Ini misi bunuh diri namanya,” sambungnya.
Ariyo mengemukakan,
perkembangan penyebaran wabah Covid-19 yang
semakin masif, membuat RSUD CB Ternate harus siaga menerima pasien corona. Sebagai rumah
sakit rujukan, sudah tentu harus memerhatikan
segala aspek, salah satunya logistik bagi petugas kesehatan.
Aksi galang dana Ikatan Dokter Indonesia Maluku Utara atau
IDI Malut beberapa hari kemarin adalah kenyataan kalau petugas
kesehatan membutuhkan alat pelindung. Selain menyusul kabar sejumlah
petugas di rumah sakit mulai mengeluhkan minimnya ketersediaan alat pelindung
diri, juga termasuk mengurangi implikasi atau resiko penularan.
“Bagaimana
dibilang safety, kalau APD tidak
lengkap. Mereka ini kelompok yang paling beresiko tertular virus, karena dalam
pelayanannya pasti melakukan kontak dengan pasien. Mereka juga beresiko menularkan
kepada keluarga di rumah,” katanya.
“Di
Jakarta sudah ada 25 orang tenaga kesehatan yang positif corona, dan sudah 1
orang meninggal. Di Bogor dan Bekasi sudah ada dokter yang meninggal akibat
Covid-19, ini tidak bisa dianggap main-main,” Ariyo menambahkan. (brn)