Kepsek SMA 10 Halsel Diduga Arahkan Warga Tutup Akses Jalan

HALSEL, BRN – Akses jalan dari Desa Orimakurunga menuju Desa Laluin di Kecamatan Kayoa Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, ditutup oleh orang tak dikenal dengan cara menebang pohon.
Tindakan ini dinilai tidak bijak mengingat jalan tersebut merupakan fasilitas umum yang digunakan oleh masyarakat.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa insiden ini bermula dari pengeroyokan terhadap seorang remaja asal Laluin oleh sekelompok pemuda tak dikenal di Orimakurunga. Namun, alih-alih menyelesaikan masalah melalui jalur hukum, penutupan jalan justru dilakukan sebagai bentuk respons.
“Inikan negara hukum, serahkan saja pada pihak berwajib. Di Kayoa Selatan ada Polsek, kenapa harus bertindak sendiri?” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Situasi semakin memanas setelah Kepala SMA 10 Halsel, Budi Kamarullah, melalui media sosial Facebook diduga mengarahkan warganya untuk menutup akses jalan antar desa. Sikap ini dinilai tidak bijak karena justru memperkeruh keadaan.
Selain itu, peran pemerintah desa juga dipertanyakan. Kepala Desa Orimakurunga dan Kepala Desa Laluin dinilai kurang proaktif dalam meredakan ketegangan.
“Seharusnya, mereka segera mencari solusi alternatif guna mendamaikan suasana, apalagi di bulan suci Ramadan yang seharusnya menjadi momen untuk menjaga kedamaian, ” ujarnya.
Camat Kayoa Selatan dan Polsek setempat juga diharapkan turun tangan untuk mengendalikan situasi. Jika ketegangan ini dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan konflik dapat meluas dan semakin sulit dikendalikan.
Sementara itu, Aktivis Maluku Utara di Jakarta, M. Reza A. Syadik, yang merupakan putra asli Orimakurunga, mengimbau masyarakat agar tidak terpancing provokasi yang dapat memicu konflik antar kampung.
“Saya berharap Kepala Desa Orimakurunga dan Kepala Desa Laluin bersama tokoh agama serta tokoh pemuda dapat merawat kesejukan di bulan Ramadan ini. Tidak ada manfaatnya berkonflik di bulan suci,” ujar Reza pada Jumat, 14 Maret 2025.
Situasi ini menjadi ujian bagi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah setempat, untuk lebih mengedepankan penyelesaian konflik secara damai demi menjaga harmoni dan ketertiban bersama.