Infrastruktur dan Kemiskinan di Malut Jadi Perhatian Serius Aliong-Sahril

HALTIM, BRN – Juru kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara Hi Aliong Mus dan Sahril Taher, Djufri Yakuba merespon dua masalah serius yang tengah dihadapi Maluku Utara. Dua masalah yang belakangan menjadi buah bibir publik yakni Infrastruktur dan presentase angka kemiskinan.
Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara tersebut mengatakan, masalah infrastruktur dan presentase warga miskin yang mencakup sepuluh kabupaten kota menjadi pekerjaan rumah pemerintah Provinsi Maluku Utara yang harus diseriusi.
“Provinsi Maluku Utara yang masuk sebagai provinsi dengan angka kemiskinan ekstrim di Indonesia. Masalah krusial yang kami bersama pak wagub (Sahril Taher) hadapi selama bertahun-tahun di DPRD. Ini suatu anomaly atau keniscayaan yang memalukan,” kata Djufri pada kampanye paslon AM-SAH di Desa Rawamangun, Minggu, 13 Oktober.
Politikus partai besutan Prabowo Subianto presiden RI terpilih menyatakan, perihal infrastruktur dan presentase angka kemiskinan yang mencakup sepuluh daerah menjadi masalah yang sudah larut bertahun-tahun di hadapi pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Walaupun Provinsi Maluku Utara yang bersuia 25 tahun dengan APBD mencapai lebih dari 3 terliun tapi pembiayaan sektor infrastruktur dan penurunan status warga miskin menjadi masalah dan belum ada Penawar jitu. Belum juga status Sofifi yang menjadi daerah otonomi baru sebagai ibukota Provinsi Maluku Utara belum juga kelar.
Djufri menilai, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara nomor urut 2 menjadi solusi perihal sederet pekerjaan rumah yang dihadapi Paslon Aliong Mus-Sahril Tahir, yang merupakan pasangan yang memiliki visi misi yang tepat untuk menhadapi masalah krusial lima tahun kedepan.
“Kalau Aliong Mus dan Sahril Taher terpilih itu poin pertama yang harus diselesaikan. Karena kalau status ibukota belum selesai maka sampai kapanpun walau torang pe anggaran dengan trliun tidak akan selesai. Kita ini provinsi yang perusahaan basar-basar, di Halsel, Haltim dan Halut, tapi masalah infrastruktur selalu bagitu bagitu,” ucapnya.
Pengalaman Aliong Mus menjabat anggota DPRD dan Bupati Pulau Taliabu dua periode. Sementara Sahril Taher pernah menjabat anggota DPRD Provinsi Maluku Utara tiga periode dan menduduki posisi sebagai wakil ketua. Pengalaman dua figur komplit ini sebagai modal untuk menjawab sejumlah masalah yang dihadapi.
“Orang yang belum jalani masalah krusial di provinsi beda dengan orang yang bicara di luar. Torang di Halmahera Timur jangan salah pilih, jangan terbuai kata-kata tanpa kitorang pahami orang ini sudah jalani masalah-masalah krisis di provinsi atau belum. Itu harus diselesaikan oleh orang yang sudah pernah menghadapi dan berpengalaman. AM-SAH atau Aliong-Sahril saya anggap paling tepat karena punya pengalaman,” jelasnya. (*)