Terduga Pasien ODP Covid-19 Asal Halbar Ditentukan Hasil Lab
Proses evakuali / isolasi terduga pasien ODP Covid-19 asal Jailolo, Halmahera Barat. Video ini di posting akun facebook @Status Tenate, dan viral di media sosial. |
TERNATE, BRN– Isu mengenai
virus corona saat ini banyak dibicarakan masyarakat, dari mulai jumlah korban
hingga berbagai cara pencegahannya.
Khusus di Maluku Utara, baru-baru ini beredar video satu terduga pasien Orang Dalam Pemantauan atau
ODP Coved-19. Video berdurasi 47 detik yang viral di media sosial itu belum ketahui
pasti, apakah orang sakit yang dievakuasi di Jembatan Residen, Ternate ini benar
pasien ODP Coved-19 atau bukan.
Gambar
visual tersebut tampak petugas kesehatan lengkap dengan pakaian serba tertutup
mengisolasi seorang pasien. Menurut kabar, pasein ini merupakan pasien rujukan dari
Rumah Sakit Jailolo.
Pengamatan
brindonews, melihat sama persis seperti apa yang didalam video. Di Jembatan
Residen, Ternate ini nampak pintu gerbang, pagar jembatan warna kuning, dan
ruang tunggu mirip rumah di unjung jembatan bersejarah itu.
Sekretaris
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Maluku Utara,
Dokter Rosita Alkatiri belum memastikan apakah pasien tersebut benar
pasien ODP. Meski begitu, dia membenarkan pasien itu rujukan Rumah Sakit
Jailolo.
“Harus
menggunakan protokol rujukan kesehatan yang lengkap. Memang ini merupakan hal
yang baru di lihat oleh masyarakat, teman-teman pers juga pasti mencari tahu
karena merupakan hal yang baru,” katanya, Kamis (19/3).
Untuk
mengetahui pasien terpapar virus corona atau tidak, lanjut Rosita, harus dengan
cara observasi. Pasien akan dinyatakan positif terkonfirmasi terpapar Covid-19
kalau sudah ada hasil laboratorium.
“Untuk
kasus ini, sampel atau hasil observasi selanjutnya di kirim laboratorium
Jakarta. Kita tunggu hasil dari laboratorium, baru kami bisa pastikan yang
bersangkutan terpapar Covid-19 atau tidak,” jelasnya.
Kepala
Bidang Penaganan Penyakit Dinas Kesehatan Malut ini bilang, status pasien masih
dalam observasi pengawasan. Pemeriksaan lanjutan
akan dilakukan kalau hasil observasi ditemukan indikasi.
“Tetap
lakukan pemeriksaaan laboratorium lanjutan, yang jelas semua akan kami lakukan
sesuai dengan protapnya,” katanya.
Dia
mengatakan, penyebab pasien di dirujuk
ke RSUD CB Ternate karena punya riwayat perjalanan sebelumnya. Yang bersangkutan
dikabarkan mengunjungi daerah atau kota yang diwabahi/terjangkit virus corona.
“Hingga
kondisi pasien saat mengalami sakit demam dan diare, sedangkan untuk hasilnya
seperti apa nanti di lihat selanjutnya,” katanya.
“Kepada
masyarakat agar jangan panik dan kaget, karena memang sudah seharusnya seperti
itu apabila terlihat seperti itu. Setelah di rujuk, dia akan di karantina
selama 14 hari,” tambahnya.
Direktur
Rumah
Sakit Umum Daerah Chasan Boesoeri Ternate, Syamsul Bahri dikonfirmasi tidak
banyak berkomentar. Sesuai aturan kata dia, kewenangan dan tugas menjawab soal
Covid-19 di Maluku Utara diserahkan ke Sekretaris Satgas, Rosita Alkitiri.
“Yang
punya tugas menjawab ke media maupun kebutuhan lain itu Ibu Rosita, konfirmasi
saja Ibu Rosita,” tulis Dokter Syamsul membalas pesan konfirmasi brindonews,
Kamis (19/3) malam tadi.
Sajat
Ibrahim Bonga, orangtua pasien mengatakan, anaknya yang di rujuk ke RSUD CB
Ternate itu bernama Junaidi Sajat Ibrahim Bonga. Sajat mengakui lendir di
kerongangan yang diderita anaknya itu sudah berlansung lama.
Sebelum
di rawat di Rumah Sakil Jailolo, lanjut dia, mengikuti pendidikan khusus
profesi advokat atau PKPA di Jakarta. Gejala yang dirasakan, kata Sajat, batuk,
beringus dan suhu badan panas.
“Tanggal
15 Maret 2020 tiba di Ternate langsung ke Jailolo. Dua hari berikutnya baru mulai rasa
panas,” kata Saja di RSUD CB Ternate, Kamis (19/3). (han/red)