‘dudu bacarita’ Ala Ketua Yayasan Almunawwar Ternate

![]() |
SILATURAHIM: Suasana ‘dudu bacarita ummat’ di Kedai Mita, Selasa tadi malam. |
TERNATE, BRN – Ketua Yayasan
Al-Munawwar Ternate menggelar kegiatan silaturahim bersama tokoh
masyarakat, agama, dan tokoh pemuda di Kedai Mita, Kelurahan Salero, Kecamatan
Ternate Utara pada Selasa, (5/2) tadi malam. Serimoni dengan tajuk ‘dudu bacarita ummat’ ini membahas persoalan
pendidikan, ekonomi, dan kegiatan kemanusiaan di Kota Ternate.
Ketua Yayasan Almunawwar Ternate, Muksin Saleh
Abubakar mengatakan, ‘duduk bacarita ummat’
bertujuan mengedukasi masyarakat atas kondisi kemanusiaan di Ternate. Selain edukasi,
juga untuk mendorong peningkatan pendidikan, perokonomian.
“ Juga menampung masukan-masukan (aspirasi)
masyarakat atas kondisi objektif terkait pendidikan, perokonomian, dan peluang
usaha serta kegiatan sosial lainya yang terjadi di Kota Ternate,” kata Muksin.
Menurut Muksin, dari sisi perekonomian, pemberian
stimulus atau pinjaman modal kepada pelaku usaha di Ternate belum berjalan
seimbang. Menurut pencermatannya, pengusaha-pengusaha besar masih diperlakukan ‘istimewah’ dalam hal pinjaman modal.
Karena itu dia berharap, pinjaman modal ke
pelaku usaha tidak hanya di prioritaskan pada pelaku usaha skala besar,
melainkan ke pengusaha skala kecil dan menengah sehingga tidak berdampak pada
kestabilan inflasi di Ternate. “ Inflasi di Ternate kadang tidak stabil akibat
market tidak berimbang disebabkan persaingan dunia usaha di monopoli oleh
pengusaha berskala besar,” katanya.
Persoalan ini, kata dia, pemerintah tidak
bisa biarkan begitu saja. Olehnya itu, pihaknya akan terus mensosialisasi dan mengedukasi
kiat-kiat bisnis terutama ke pelaku usaha. “ Insyah Allah hasil dari pertemuaan
ini akan diusulkan ke Pemkot Ternate agar usaha kecil dan menengah
(UKM/UMKM) jangan sampai ditinggalkan,” terangnya.
Dalam dialog tersebut Muksin juga menyentil
pendidikan di Kota Ternate. Muksin menilai, minimnya data anak putus sekolah
menunjukkan ketidakseriusan Pemkot Ternate mengatasi masalah pendidikan.
Minimnya data anak putus sekolah menurut dia
merupakan satu kegagalan Pemkot Ternate yang harus di benahi. Muksin menyarankan
agar ketidakseriusan ini harus di benahi sehingga tidak terjadi tumpang tindih.
“ Saya akan usulkan ke Pemkot Ternate agar guru-guru
mendata setiap siswa di tiap-tiap sekolah. Guru itu harus di bekali biaya
operasional dan dana taktis, sehingga para guru ini bisa mengetahui dan
mendeteksi siswa yang sudah putus sekolah, selanjutnya dicarikan solusinya,” katanya.
Sementara kegiatan kemanusiaan, kata dia,
masih terjadi kesenjangan sosial. Muksin menyarankan, Pemkot Ternate lebih intens
mengedukasi ke masyarakat sehingga tidak menjadi
suatu perbedaan yang mencolok. (brn)