Dua Kecamatan di Halmahera Timur Kekurangan Tenaga Guru

![]() |
Ilustrasi. |
HALTIM, BRN – Kekurangan guru di dua kecamatan Halmahera
Timur masih menjadi persoalan mendasar yang harus dijawab Bupati Ubaid Yakub
dan Wakil Bupati Anjas Taher.
Sekertaris Komisi II DPRD Halmahera
Timur, Bahmit Djafar menuturkan kurangnya guru PNS maupun honorer di dua
kecamatan tersebut bukan hanya memengaruhi presos belajar peserta didik, namun kerja-kerja
operator dan administrasi sekolah pun ikut berpengaruh.
“Dua kecamatan ini yaitu Maba Utara dan
Wasile Utara. Minimnya tenaga pengajar ini sudah tentu berdampak pada siswa. Ini
karena penyebaran penempatan tidak merata hingga desa-desa,” kata Bahmit, Sabtu, 25 September.
Bahmit mengatakan, kurangnya pemerataan
guru, terutama guru PNS hingga ke kecamatan-kecamatan terluar tersebut tidak
hanya terjadi Sekolah Dasar Dorosagu dan Pumlanga. Sekolah dasar di SP 2, 4,
dan 5 pun sama, termasuk Sekolah Dasar Bololo dan Tatam di Kecamatan Wasile
Utara.
“PNS di SD Dorosagu hanya tiga orang, kemudian
SD Pumlanga hanya satu yaitu kepala sekolah (kepsek). Karena kurang guru,
kepala sekolah mau tidak mau ambil alih mata pelajaran yang kekosongan guru. Jadi
kalau kepsek ada urusan ke ibu kota kecamatan, proses belajar mengajar terganggu,
bahkan siswa terpaksa diliburkan,” ucapnya.
Politisi Partai Hanura itu menambahkan, Dinas Pendidikan
Halmahera Timur perlu membuat peta penyebaran tenaga pendidik hingga ke
kecamatan terluar. Ini bertujuan selain mengkroscek tidak meratanya penempatan tugas,
juga memastikan berapa banyak guru PNS yang sudah terdistribusi ke
sekolah-sekolah yang ada di desa.
“Dinas pendidikan harus punya data penyebaran
guru PNS disetiap sekolah, termasuk keterpenuhan kebutuhan guru PNS. Kalaupun
ada SMP atau SD yang kekurangan baik guru PNS ataupun honorer, ini yang harus
dipenuhi supaya pemerataan guru ke pelosok desa bisa merata,” tuturnya. (mal/red)