DPRD Kalteng Belajar Pengembangan Wisata di Pemerintah Morotai

MOROTAI, BRN – Ketua DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Wiyatno bersama Waki
Ketua Komisi III dan salah satu tokoh perempuan Kalteng berkunjung ke Kabupaten
Pulau Morotai, Maluku Utara.
Kunjungan ini dalam rangka studi
banding mengenai konsep pengembangan dan promosi pariwisata Morotai. Kuntu Daud
dan Imran Ali selaku Ketua dan Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara Ikut mendampingi.
Ketua DPRD Kalteng, Wiyatno mengatakan maksud
kedatangan mereka selain melihat langsung potensi wisata, juga mempelajari cara
pemerintah mengelolahnya, termasuk bagaimana cara penanganannya dan bisa dijadikan
tolok ukur.
Menurut Wiyatno, pasar wisata Morotai
terkenal sampai di Kalimantan Tengah. Melihat potensi pasar yang ada, kemudian
mendorong DPRD Kalteng datang.
“Wisata Morotai menjadi sangat menarik
kita kunjungi. Yang ingin kami tahu apa sih kelebihannya?, supaya bisa menjadi
tolak ukur bagi kami di Kalimantan Tengah. Yang pasti apa yang kami lihat di
sini (Morotai) menjadi acuan bagi kami untuk diterapkan di Kalimantan Tengah,”
kata Wiyatno usai pertemuan bersama Wakil Bupati Morotai, Asrun Padoma, di
kantor bupati setempat, Kamis, 3 Februari 2022.
Wakil Bupati Morotai, Asrun Padoma
menyambut baik kedatangan para wakil rakyat asal Kalteng. Asrun mengaku sangat
berterimakasih karena Morotai menjadi tempat tujuan utama di Maluku Utara
perihal pariwisawata.
“Sangat bertimakasih. Morotai dipilih
sebagai tempat kunjungan kerja tentu ikut membantu mempromosikan pariwisata Morotai
di Kalimantan Tengah, karena mereka sangat tertarik dengan pariwisata Morotai.
Ini artinya dari sisi pariwisata, Morotai sudah dikenal di kanca nasional
maupun internasional,” ucapnya.
Asrun berharap kepada masyarakat
Morotai agar lebih meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam menjaga dan
mempromosikan potensi-potensi wisata Morotai sebagai icon pariwisata nasional.
“Dinas Pariwisata juga lebih tingkatkan
lagi tata kelola pariwisata yang professional lagi. Mengingat Morotai masuk
dalam 10 destinasi Pariwisata Indonesia (10 Bali Baru), maka pengelolaan
periwisata harus lebih ditingkatkan secara profesional.
Pulau Dodola sudah mendunia, tinggal
bagaimana dinas pariwisata untuk meningkatkan pengelolaannya,” ujarnya. (abu/red)