Dinas Pangan dan Pertanian Singkrongkan Data Kebutuhan dan Produksi
Foto; Kadis Pertanian dan Kadis Pangan Provinsi Maluku Utara |
SOFIFI,BRN –Dinas
Pertanian Provinsi Malut dengan Dinas Pangan Malut melakukan singkronisasi data
produksi tanaman pangan, dan tanaman hortikultural dengan tingkat kebutuhan
masyarakat Maluku Utara.
“Kami hari ini, Dinas Pertanian mengundang Dinas Pangan dan
Diperindag untuk menyatukan data antara produksi, kebutuhan serta pasokan
kebutuhan masyarakat yang didatangkan dar luar, baik itu kebutuhan pangan
maupun tanaman holtikultural,”hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian
Provinsi Malut Muhtar Husen, saat dikonfirmasi awak media, kemarin.
Singkronisasi data antara Dinas Pertanian dan Dinas Pangan serta
Disperindag ini untuk mengetahui berapa besar kebutuhan masyarakat, dan berapa
besar kebutuhan masyaralat yan masih didatangkan dari daerah luar.
”Dinas Pangan menghitung berapa besar kebutuhan masyarakat, tugas
Dinas Pertanian berapa besar produksinya, baik tanaman holtikultural,
perkebunan, bahkan sampai pada kebutuhan daging,”bebernya.
Langka ini, dilakukan, lanjut dia ada beberapa daerah saat in,
tingkat kebutuhan terhadap tanaman pangan sangat tinggi, terutama daerah
pertambangan, misalnya kabupaten Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera
Selatan dan Halmahera Utara. Untuk itu perlu diantisipasi.
“Memang dari sisi produksi kita masih keterangan dengan daerah
luar salah satunya Sulut, dan daerah lain seperti Jawa. Tetapi untuk
tanaman pangan holtikultura khususnya rica dan tomat, angka produksinya sudah
di atas 50 – 60 persen. Akan tetapi kita tidak punya data yang valid sehingga
orang menganggap kita masih datangkan dari Sulawesi,”ujarnya.
Bahkan saat, daerah Halut, Halteng, Haltim dan Morotai, untk
tanaman holtikultural msalnya rica dan tomat tidak lagi bergantung ke daerah
lain, produksi petani sudah banyak.
“Kami berharap bahwa seluruh kabupaten kota perlu ada
sentra sentra produksi yang didodorong selain tanaman hulikultural, tanam
pangan lain juga, seperti sayur-mayur dan kebutuhan lainnya,”harapnya.
Ia menambahkan jika semua daerah sudah siap, tahap selanjutnya
mengatur waktu produksi sehingga sehingga kebutuhan tetap tersedia, dan pasokan
barang dar luar bisa kita tutupi dengan hasil produksi petani kita paling tidak
70 sampa 80 persen kebutuhan masyarakat diatasi dengan hasil pertanian kita.
“jika dari 10 kabupten/kota ini memilik sentral unggulan
pertanian, maka sudah bisa mengurangi angka ketergantungan di daerah
laur,”harapnya.(red/Adv)