Brindonews.com
Beranda Daerah Desa Muhajirin di Morotai Dikempung Banjir

Desa Muhajirin di Morotai Dikempung Banjir

Keterangan Gambar: Kondisi saat ini banjir yang melanda desa Muhajirin Kecamatan Morsel 

MOROTAI,
BRN
– Desa Muhajirin, Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) nampaknya menjadi
langganan banjir. Ini mengusul setiap kali hujan turun Desa yang terletak di pusat
Kabupaten Morotai ini pasti digenangi air.

Dari pantauan reporter BRN, hujan yang
melanda Morotai sejak malam hingga siang, Senin (5/3/2018) itu nyaris membuat
puluhan rumah di Desa itu tenggelam, sebab warga yang berada didalam rumah
tidak bisa keluar karena didalam rumah maupun sepanjang jalan desa di genangi
air. Beruntung meski rumah warga digengi air, tidak ada satu pun warga yang
mengungsi.





“Kami mengira dengan adanya
 penampungan air untuk antisipasi banjir yang dibuat Pemkab, desa kami
tidak lagi kebanjiran, tapi buktinya kami dibuat panik karena rumah kami
kembali dimasuki air,” ucap Nurdiana salah satu warga Muhajirin

Dia lantas mempertanyakan proyek
penanggulangan banjir yang dibuat oleh Pemkab. Karena menurutnya proyek tidak
efektif, karena disaat hujan turun Desa tetap kebanjiran. “Ada proyek
penanggulangan banjir, tapi hasilnya sama, kami tetap kebanjiran,” imbuhnya.

Dengan adanya banjir yang melanda Desa
Muhajirin, warga di Desa itu lantas ramai-ramai mengkritik Pemkab melalui dunia
maya (Facebook), warga menilai proyek yang dikucurkan Pemkab menelan anggaran
miliaran dianggap tidak mampu kendalikan banjir. 





Misalnya, Facebook milik Indra Moro
Phardidu, salah satu warga Muhajirin mempertanyakan proyek yang bernilai
miliaran rupiah tersebut. ” Kepada Pemkab Morotai agar segera meninjau kembali
pembangunan talud di Muhajirin, kehadiran talud agar bisa mengurangi banjir
muhajirin, malah lebih parah, lebih parah karena bak penampung air kecil,
sedangkan hujan deras volume air besar dari Muhajirin, akhirnya air meluap ke
rumah warga,” kesalnya.

“ Pembangunan proyek talud ini memakan
anggaran yang besar bahkan bernilai miliaran rupiah, tapi pembangunannya
lambat, ada apa ini?? Sekali lagi kepada pemerintah daerah, jangan membuat kami
tidak percaya, itu saja,” cetus Indra yang juga rumahnya terkena  banjir
itu

Sementara salah satu petugas dari Dinas
PU di lokasi pengendalian bajir mengaku, mesin pembuangan air baru bisa
dihidupkan setelah selesai hujan. “ Kami baru hidupkan mesin, karena harus
dikonek dengan sistem di pusat, baru alatnya bisa hidup, jadi kami berharap air
bisa cepat kering,“ singkatnya. (Fix/red).





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan