BPC Hipmi Soroti Ketidaksiapan Pemkot Ternate Hadapi Corona

![]() |
Sofyan Sangadji |
TERNATE, BRN– Sekretaris Badab Pengurus Cabang impunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC
HIPMI) Ternate, Sofyan Sangadji menyoalkan sikap
pemerintah yang kurang sigap dalam penanganan virus corona. Dia menganggap Pemerintah
Kota Ternate tak bisa banyak bertindak dalam menangani pandemi yang kini terus
menggerogoti masyarakat di kota bermotto Bahari Berkesan ini.
Menurutnya, pernyataan Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman
yang mengawatirkan terjadinya tumpang tindih penyaluran bantuan
bagi warga terdampak virus corona, menunjukan pemerintah kota (pemkot) lambat
merespon imbas ekonomi akibat pandemi.
“Pemkot terkesan
kurang tanggap dan lambat dalam menangani dampak ekonomi dari Pandemi Covid-19
di Kota Ternate. Lihat saja, sampai saat ini pemkot belum menyalurkan bantuan apapun
ke masyarakat yang kena dampak. Ini berarti bukan saja lambat, tapi seolah ‘tidak apresiatif’ atas aksi sosial dan
kemanusiaan yang di gagas sejumlah elemen baik organisasi, paguyuban, OKP, ormas,
partai politik, danpara dermawan,” kata Sofyan dalam keterangan tertulisnya
yang diterima brindonews, Senin (27/4).
Dia memandang perlu adanya kebijakan afirmatif untuk
melindungi perekonomian rakyat kecil di tengah perlambatan ekonomi akibat wabah
virus yang menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan itu. Dia pun meminta
Burhan Abdurahman secepatnya menyalurkan bantuan bagi para warga terdampak.
“Kalau dalihnya tumpang tindih bagi saya mustahil. Kan setiap
SKPD punya data masing-masing, ada juga data di badan pusat statistik baik kota
maupun provinsi. Misalnya kalau itu bantuan sosial, ada di dinas
sosial, dinas pertanian mengenai data petani, dinas kelautan dan perikanan bicara
soal data nelayan. Pelaku UMKM ada di dinas koperasi, pedagang kecil aa di di dinas
perindustrian dan perdagangan, begitu di baznas dan dinas terkait lainnya. Masa
pemkot tidak punya sejumlah data itu,” terangnya.
Sofyan berpendapat,
imbauan social distancing guna mencegah virus
corona yang gencar disosialisasikan pemerintah bisa saja berjalan tidak
efektif. Tingginya kebutuhan ditengah pandemi acap kali masyarakat
menyampingkan imbauan, terutama masyarakat berpenghasilan harian.
“Kok terkesan bingung bagaimana salurkan sembako yang jelas-jelas
warga membutuhkan, ini kan aneh. Belum lagi kurangnya antisipasi terhadap pedagang
musiman di beberapa pasar yang ada di Kota Ternate. Kerumunan ini bukti kalau
masyarakat menyampingkan imbauan social
distancing. Disisi lain, para pedagang takjil di ‘fasilitasi’ lalu dipungut biaya
tenda. Itu artinya pemkot belum secara menyeluruh melakukan langkah
antisipatif terhadap pencegahan Covid-19 di Kota Ternate,” Lanjut Sofyan.
Dia mengapreasi
langkah ikhtiar yang dilakukan lurah dan pedagang takjil di
Falajawa 1. Itikad tidak menjajalkan menu berbuka puasa selama pandemi perlu
dicontohi, termasuk pemerintah.
“Secara
kelembagaan kami apresiasi. Dukungan niat baik ini datang juga dari pihak
Polres ternate dan dandim serta seluruh jajaran TNI/Polri, termasuk SatPol PP
yang terus menerus melakukan patroli pengamanan dan pencegahan Covid-19,”
tutupnya.