Brindonews.com


Beranda Daerah BP2RD: PAD Kota Ternate Mengalami Peningkatan

BP2RD: PAD Kota Ternate Mengalami Peningkatan

Ilustrasi kenaikan PAD

TERNATE, BRN – Optimisme Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Kota Ternate mencapai target Pendapatan
Asli Daerah (PAD) pada sektor pajak daerah berbuah hasil. Hingga akhir Desember
2018 BP2RD mampu merealisasi 100 persen pajak dari target Rp. 50.100.000.000. “
Kalau pajak itu kita capai. Targetnya itu Rp. 50.100.000.000 yang kita capai
Rp. 52.059.514.200 atau 103,91 persen,” kata Kepala BP2RD Ahmad Yani Abdurahman.

Capaian ini diluar realisasi
PAD pada sektor retribusi daerah. Ahmad mengatakan, PAD pada sektor retribusi
daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) semuanya tidak mencapai target. Namun
demikian, kata dia, ada beberapa SKPD realisasinya sama dengan target di tahun
2017 lalu.  



“ Memang tidak capai target, tapi realisasinya
sama dengan tahun lalu itu salah satunya Dinas Perindusterian dan Perdagangan
(Disperindag) Kota Ternate. Sedangkan SKPD yang lain semuanya tidak capai,”
katanya.  

Meski mengakui PAD pada sektor retribusi
daerah tidak mencapai target, Ahmad Yani
mengungkapkan,
secara keseluruhan PAD Kota Ternate di tahun 2018 mengalami
peningkatan menjadi Rp 73 miliar di bandingkan 2017 hanya Rp. 70 miliar. “ Meskipun
secara presentase kita jauh, tapi dari nilai transaksi atau nilai realisasi
kita melebihi kurang lebih Rp 2 miliar,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindusterian dan
Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, Nuryadin Rahman mengungkapkan, capaian
PAD pada sektor retribusi daerah di tahun 2017 dan 2018 ada perbandingan
capaian kurang lebih Rp. 1 miliar.



“ Tahun lalu itu target penerimaannya Rp 10
miliar, yang kita capai itu Rp 8,2 miliar atau 82,27 persen. Di tahun 2018,
kita capaiannya Rp 9 miliar lebih dari target penerimaan sebesar Rp 17 miliar
atau presentasenya 51,44 persen. Jadi selisih antara 2017 ke 2018 itu kurang
lebih Rp 1 miliar,” kata Nuryadin saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (3/1)
siang tadi.

Meski mengklaim semua item penarikan retribusi
daerah rata-rata mengalami peningkatan, Nuryadin mengaku ada kelemahan yang secara
tidak langsung berdampak pada Disperindag mendongkrak kenaikan capaian PAD. “
Pebangunan pasar Dufa-dufa, pasa rempah-rempah di Kota Baru, dan pasar
sabi-sabi yang belum selesai ini juga berpengaruh. Misalnya di pasar Dufa-dufa,
di sana hanya penagihan harian saja, sementara penagihan pada kios untuk
sementara waktu vakum karena masih menunggu pembangunan, termasuk pasar
Bastiong,” katanya.

Selain faktor pembangunan pasar, pria yang
akrab disapa NR itu mengatakan ada faktor lain yang berdampak pada peningkatan
pendapatan PAD, salah satunya belum di sahkannya revisi Perda Nomor 5 tahun
2011 pelayanan retribusi pelayanan pasar oleh DPRD.



“ Kita berharap dalam waktu dekat paling
lambat Februari 2019 sudah di sahkan. Kalau sudah di sahkan, kami yakin capaian
PAD di 2019 sesuai target yaitu Rp 13 miliar,” harapnya. (ko/red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *