Pemilik Lahan di Subaim Ramai-ramai Dukung Industri PT Busan Asia Mineral
PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri Halmahera Timur melaksanakan pertemuan dengan puluhan warga pemilik lahan Desa Subaim di Aula Kantor Camat, Kecamatan Wasile, Sabtu, 6 Desember.
Tatap muka kedua pemegang saham dan keterwakilan warga pemilik lahan di areal perkebunan Gorua dalam rangka konsultasi publik studi analisis dampak lingkungan atau Amdal rencana pembangunan kawasan pabrik industri pengolahan bahan baku baja dan baterai oleh PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri.
PT Busan Asia Mineral merupakan perseoran pemegang saham mayoritas 95 persen. Sedangkan BUMD Perdana Cipta Mandiri dalam joint partner hanya mendapatkan saham 5 persen pada Kawasan Peruntukan Industri atau KPI Wasile.
Puluhan warga pemilik lahan perkebunan dan unsur pemerintah desa setempat yang hadir pada konsultasi publik Amdal pembangunan industri oleh PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri secara lapang dada menyetujui perihal dimaksud. Termasuk mendukung sepenuhnya apabila perusahaan dimaksud beroperasi.
Meski warga pemilik lahan perkebunan sudah menyetujui tapi didasari beberapa alasan yang menjadi catatan penting. Satu diantaranya perihal jaminan kesejahteraan masyarakat dan keterlibatan angkatan kerja lokal warga setempat yang ikut dilibatkan dalam peluang usaha kedepan.
Salah satu toko masyarakat dan pemilik lahan Hasim Biwor yang turut mendukung perihal dimaksud. Meski begitu, Hasim mengemukakan pengalaman pahit yang pernah ditemui pada sederet perusahaan tambang nikel yang beroperasi di areal sekitar. Satunya, dampak aktivitas tambang yang memperparah kerusakan lingkungan.
“Kami masyarakat Subaim sudah menerima pengalaman pahit. Ketika terjadi aktivitas penambangan di wilayah hukum Desa Subaim, dampak-dampak yang marjalela di perairan maupun lahan pertanian masyarakat di mana instansi yang menangani dampak-dampak tersebut,” kata Hasyim.
Segudang pengalaman pahit yang dialami warga setempat, harus menjadi pelajaran pihak PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri agar bisa meminimalisir potensi dampak lingkungan yang bakal timbul kedepan.
“Itu yang perlu digaris bawahi dan ini adalah masukan supaya tidak lagi terjadi dimasa akan datang ketika pabrik yang dibangun PT Busan Asia Mineral. Kami sangat mendukung kalau tujuan perusahaan itu semata mambawa dampak positif. Kami beri masukan perusahaan yang akan bangun infrastruktur pabrik di wilayah ring satu desa penghasil maka yang terpenting adalah konstribusi Perusahaan terhadap Desa Subaim, itu hanya satu,” pintanya.

Direktur Operasional BUMD Perdana Cipta Mandiri Mamat Jalil menyampaikan apresiasi dukungan warga pemilik lahan dan Pemerintah Desa Subaim atas kehadiran PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri.
Menurut Mamat, kehadiran perusahaan yang akan mendirikan pabrik pengolahan baja dan baterai yang sudah mendapatkan dukungan sepenuhnya dari warga setempat menjadi langkah maju bagi PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri untuk membangun investasi.
Mamat menyatakan, sejumlah poin usulan dan saran dari warga pemilik lahan termasuk unsur pemerintah desa setempat pada konsultasi publik studi Amdal akan menjadi prioritas PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri untuk mengeksekusi program akan datang. Termasuk Koperasi Desa Merah Putih di Subaim dan Waisuba yang diusulkan untuk ikut mengambil peran dalam usaha yang lain.
“Tanggapan masyarakat hampir sebagian besar menerima, kesempatan kehadiran industri PT Busan Asia Mineral sangat menguntungkan didua desa itu (Desa Subaim dan Waisuba). Kedepan koperasi merah putih akan banyak hal yang dilakukan untuk bersama-sama dengan BUMD agar bisa dorong potensi lokal yang ada di desa tersebut, yaitu hasil pertanian, perikanan dan banyak hal lain. Usulan masyarakat dalam konsultasi Amdal akan diakomodir secara keseluruhan,” ucap Mamat.
Mamat mengemukakan, kehadiran PT Busan Asia Mineral dan BUMD Perdana Cipta Mandiri yang membuka ruang bagi semua pihak terutama Desa Subaim dan Waisuba. Itu sebab, tarcatat sebanyak 7 orang keterwakilan unsur masyarakat dan pemerintah desa yang dilibatkan dalam komisi Amdal agar sama-sama mengawal usulan-usulan yang sudah disampaikan.
“Kenapa tim komisi Amdal ada keterwakilan 7 orang dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan, itu bagian dari usulan tadi bisa diakomodir secara keseluruhan. Menerima dengan berbagai resiko yang nanti torang hadapi bersama ke depan, torang sama-sama kawal itu, baik BUMD, masyarakat maupun PT Busan, sehingga meminimalisir dampak yang akan terjadi,” jelasnya. (*)





