Wali Kota Ternate Serahkan Hadiah Pemenang Terbaik STQ XXVII

TERNATE, BRN – Gelaran Seleksi Tilawatil Qur’an Hadits (STQH) ke XXVII Tingkat Kota Ternate selesai sudah. Kecamatan Ternate Tengah keluar sebagai juara umum.
Pemberian penghargaan berupa piala diserahkan langsung oleh Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman. Penyerahan hadiah dilakukan disaat penutupan acara di Halaman Benteng Oranje, Selasa malam, 28 Februari.
Penetapan Kecamatan Ternate Tengah sebagai juara umum berdasarkan Keputusan Dewan Hakim STQH XXVII Nomor: 02/KEP/DH/STQH-XXVII/2023. Dewan hakim STQH juga mengeluarkan keputusan Nomor: 01/KEP-DH/STQH/KT/2023 tentang penetapan peserta terbaik I, II, III dan harapan I, II dan III.
Moh. Sehrafil S Saridjan, Kecamatan Ternate Selatan memenangkan Tilawatil Qur’an kategori kanak-kanak. Ia merupakan perwakilan dari Kecamatan Ternate Selatan. Syahat Ainul Mubarak dari Kecamatan Pulau Hiri juara II. Sedangkan Alfarizky Khaliq dari Kecamatan Pulau Ternate menyabet juar III.
Juara Harapan I diraih oleh Bachtiar R. Sehe dari Kecamatan Ternate Barat, Harapan II oleh Ichsanul Kholikulrahman dari Kecamatan Ternate Tengah, dan Harapan III disabet oleh Jilzalali dari Kecamatan Pulau Moti.
Sedangkan ubtuk peserta Puteri Qoriah, juara terbaik I diraih Siska B. Yaman dari Kecamatan Ternate Tengah, juara II Intan dari Kecamatan Ternate Utara, dan juara III Fatmawati dari Kecamatan Pulau Hiri.
Harapan I diraih Dzikra Eka Ramadhani dari Kecamatan Pulau Moti, Harapan II Nuril Zilfah dari Kecamatan Pulau Ternate, dan Harapan III dipegang Nurimania Ramadhani dari Kecamatan Ternate Barat.
Sementara kategori dewasa peserta putera qori, juara I diraih Alqodri Taha Kotu dari Kecamatan Ternate Tengah, juara II Fahrun Yamin dari Kecamatan Pulau Hiri, dan juara III Abubakar Nengkaula dari Kecamatan Ternate Barat.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dalam sambutannya menyampaikan, Nabi Muhammad SAW menggambarkan kitab suci Al Qur’an sebagai kitab yang mengandung berita masa lampau, keadaan masa datang, tidak lekang oleh panas, dan tidak pula lapuk karena hujan.
“Ayat ayat suci Al-Qur’an bak intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lain. Dan tidak mustahil jika anda mempersilahkan orang lain memandangnya, maka ia akan memandang lebih banyak ketimbang apa yang anda lihat,” katanya.
Tauhid lalu mengutip ungkapan dari Mohammed Arkoun, pemikir Aljazair kontemporer. Menurut ayah dua anak ini, Al-Qur’an memberikan kemungkinan arti yang luas tidak terbatas, kesan yang diberikannya mengenai pemikiran dan penjelasan berada pada tingkat wujud mutlak yang dikatakan Arkoun adalah panduan bagaimana kaum muslim dalam seni membaca Al-Quran dan merawat qalbu.
“Dengan demkian, ayat-ayatnya terbuka untuk diinterpretasi baru, tidak pernah pasti dan tertutup dalam intepretasi tunggal. Melalui seni membaca Al-Quran kita merawat qalbu yang lembut dan penuh seni serta mengokohkan akal dan logika. Inilah semangat dari apa yang saya sampaikan beberapa malam lalu pada acara pembukaan,” terangnya.
Insan yang berkarakter lahir dari kohesi antara kemampuan fikir dan kedalaman dzikir. Al-Qur’an hadir memberikan penguatan keseresian itu.
“Melalui seni membaca Al Qur’an pula dapat mengokohkan akal dan logika kita. Al Qur’an yang diturunkan sebagai hudan dan syifa petunjuk dan obat penawar juga untuk memperindah etika disajikan dalam bahasa yang penuh dengan nilai estetika dan syarat dengan nilai-nilai seni,” tambah Tauhid.
Suami dari Marliza Marsaoly ini mengemukakan seni adalah keindahan. Merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Seni lahir dari sisi terdalam manusia dan didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahannya.
“Dorongan tersebut merupakan naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkah Allah SWT kepada hamba-hambaNya. Demikian ungkapan seorang ulama terkemuka kharismatik Prof Dr. Qurais Shihab,” kata Tauhid. (ham/red)