Warga Dua Kecamatan Ini Kecewa HUT Morotai Digelar di Desa Bere Bere

![]() |
Ketua Panitia HUT Morotai, Nona Duwila |
MOROTAI,
BRN – Kebijakan Bupati Pulau Morotai, Benny Laos menggelar Hari Ulang Tahun
(HUT) Morotai yang ke 9 di Desa Bere Bere, Kecamatan Morotai Utara (Morut)
membuat masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) dan
Kecamatan Morotai Selatan Barat (Morselbar) kecewa.
Warga di dua Kecamatan itu menilai HUT
Morotai yang digelar di wilayah utara itu dipastikan tidak efektif, karena
tidak semua masyarakat bakal dapat menyaksikan hajatan yang digelar setiap
tahun berjalan itu.
“ Kami sebagai warga yang tinggal di
Kecamatan Morsel sangat berkeinginan untuk menyaksikan HUT Morotai yang digelar
oleh Pemkab, tapi jika dilaksanakan di Desa Bere Bere kami pastikan tidak bisa
menyaksikan acara HUT secara langsung, karena lokasinya sangat jauh dari tempat
tinggal kami,” kesal salah satu warga Morsel, Maulud Halil, Senin (19/3/2018).
Seharusnya, kata dia, Pemkab harus
menggelar acara HUT di Kecamatan Morsel, karena Morsel adalah sebagai pusat ibu
kota Kabupaten, dimana warga di lima Kecamatan yang tersebar diwilayah
Kabupaten Morotai dengan mudah dapat menjangkau acara HUT yang bakal
dilaksanakan tersebut.
Menurutnya, kebijakan Bupati menggelar
HUT di Desa Bere Bere tidak didasarkan kajian yang mendalam, dimana tidak
mengikuti keinginan warga, tapi disesuaikan dengan selera orang-orang tertentu.
Sebab, lokasinya acara HUT yang sulit dijangkau, dilokasi HUT digelar itu sangat
sulit ditemukan tempat menginap seperti hotel atau penginapan. Namun, Pemkab
tetap memaksakan HUT Morotai harus digelar lokasi itu.
“ Di Desa Bere Bere lokasi dirayakan HUT
Morotai kan tidak ada hotel atau penginapan, lalu tamu yang dari luar Morotai
atau warga diluar Desa Bere Bere ketika menyaksikan HUT nanti tinggalnya
dimana?,” tanya Maulud.
Hal senada juga diutarakan M. Rinaldi
warga Kecamatan Morselbar. Rinaldi mengungkapkan, HUT Morotai yang dilaksanakan
di Desa Bere Bere dampak resiko kecelakaan sangat tinggi bagi warga yang
berkeinginan untuk menyaksikannya, karena jalan untuk menuju Desa Bere Bere
berliku-liku.
“ Memang Pemkab sediakan angkutan
gratis, tapi kemudian didalam perjalan terdapat warga yang mengalami kecelakaan
kemudian meninggal siapa yang bertanggungjawab,” imbuhnya.
Mengantipasi hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi saat perayaan HUT Morotai, dia meminta kedepannya HUT
Morotai harus digelar di pusat Kabupaten. “ Tidak efektif, karena ketersediaan
fasilitas berupa hotel dan penginapan tidak tersedia di desa Bere-bere,”
ucapnya.
Terpisah, ketua panitia HUT
Morotai, Nona Duwila saat dikonfirmasi terkait persoalan yang dimaksud tidak
dapat berbuat banyak, karena sebagai ketua pelaksana HUT Morotai hanya
menjalankan tugas yang diberikan. “ Sudah ditentukan di Desa Bere Bere,
paripurna dan acara hiburannya di sana, makanya sekarang lagi fokus kerja di
sana,” singkat Nona yang juga berkapasitas sebagai Kepala Dinas Parawisata
Pemkab Pulau Morotai ini. (Fix/red).