30 Anggota DPRD Ternate Dilantik, Ini Nama-namanya

![]() |
Ketua lama Marlisa Marsaoly menyerahkan palu sidang ke Ketua Sementara Dekot Ternate, Muhajirin Bailussy. |
TERNATE, BRN – Anggota DPRD Kota
Ternate Periode 2019-2024 resmi dilantik. Pelantikan ketiga puluh wakil rakyat
itu digelar di Ruang Paripurna DPRD Kota Ternate, Senin (16/9). Mereka diambil
sumpah jabatan janji anggota dan menandatangi sumpah integritas.
Ketua Sementara
DPRD Ternate, Muhajirin Bailussy mengatakan akan menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya. Menyiapkan ruang diskusi DPRD bersama stakeholder termasuk
akademisi.
Menurutnya,
format atau formula direncanakan itu merupakan ruang baru di Dekot Ternate. Ini
bertujuan semacam penjaring aspirasi. “Harus ada ruang yang baru dalam bentuk
diskusi teman-teman DPRD dan stakeholder diluar, terutama teman-teman akademisi.
Dimana, diskusi itu akan dilakukan pada menjelang pembahasan KUA-PPS dan
menjelang pembahasan APBD,” kata Muhajirin di Gedung Dekot Ternate usai
pelantikan.
Muhajirin mengatakan format baru direncanakan itu tidak keluar dari peraturan perundang-undangan yang berlaku atau termajahan dari tata tertib (tatib) dewan. “Saya sudah minta ke sekretariat siapkan formatnya. Kenapa, selama ini kita hanya berputar disitu saja, kalau hanya disitu, maka ada bimtek dalam rangka penguatan kapasitas tetapi secara khusus ini dibuat di DPRD,” katanya.
Helmi Alhadar
menyambut baik rencana tersebut. Dia menyarankan agar ruang atau wadah ini
dilakukan secara serius. “Saya pikir bagus, kalau ini dilakukan secara serius. Dalam
arti bahwa ruang publik ini diharapkan menjadi gagasan-gagasan yang ada diluar,
ditampung untuk dipertimbangkan kemudian menjadi masukan. Jadi pemikiran-pemikiran
masyarakat, media, akademisi, LSM semuanya di tampung menjadi masukan untuk
mendorong dinamika berpikir, saya pikir pasti
sangat positif,” kata Helmi via telepon, Senin sore tadi.
Dosen
Ilmu Komunikasi UMMU Ternate berharap rencana DPRD menyediakan formulasi
diskusi ini tidak sekedar formalitas. Tidak hanya berperan begitu saja melainkan
benar-benar mengaplikasikan sesuai dengan yang diharapkan. “Artinya ruang ini
memang disiapkan, di fasilitasi, menampung seluruh gagasan kemudian itu menjadi
semacam masukan, entah itu untuk pemerintah atau dewan sendiri,” katanya.
Ikut Sumbang Gagasan
Helmi
mengatakan penjaringan aspirasi stakeholder dijaring melalui ruang diskusi
tersebut ikut menyumbang pikiran atau gagasan kerja baik dewan maupun
pemerintah. Karena itu dia berharap ini menjadi rumah mensosialisasikan atau
mengaktualisasikan gagasan dari stakeholder.
“Masyarakat
dilibatkan saya berharap seperi itu. Jadi kalau cuman formal saja, saya pikir tidak
akan banyak guna, tapi kalau ini dijadikan sebagai sarana semisal dewan atau
pemerintah memanfaatkan sebagai bahan pertimbangan tentunya ini itu ikut
menyumbangkan gagasan yang akan dipertimbangkan, kalau dianggap positif, masuk
akal dan logis kan bisa dipakai. Kalau seperti itu saya pikir bagus saja,” katanya.
“Tetapi
itu kalau di pake (pakai) atau
dijadikan mitra justru menghadirkan pikiran-pikiran segar dan ikut memberi
masukan dalam kerja-kerja dewan maupun pemerintah,” kata Helmi menambahkan. (ko/red)