Brindonews.com






Beranda News Polres Ternate Kekurangan Blangko Sidik Jari

Polres Ternate Kekurangan Blangko Sidik Jari

Is Suaib

TERNATE, BRN
Pendaftaran bakal calon legislatif (bacaleg) akan berlangsung pada 2019
mendatang. Meski begitu, bacaleg mulai sibuk mempersiapkan syarat administrasi.
Salah satunya mengurus Surat Keterangan Catatan 
Kepolisian (SKCK).

Pantauan
reporter Brindonews.com, pelayanan
SKCK yang di pusatkan di ruang Intelkam Polres Ternate ini nampak puluhan
bacaleg datang silih berganti sejak pagi pukul 10:00 hingga 14:00 WIT. Para bacaleg
mendatangi kantor Polisi Resort (Polres) Ternate guna mengurus SKCK untuk
keperluan pencalonan. Selain bacaleg, para pelamar pekerjaanpun tak luput mengurus
SKCK. Banyaknya keperluan SKCK ini menyebabkan penyediaan blangko sidik jari
sebagai syarat diterbitkannya SKCK pun ikut habis.





Kurangnya
stok blangko sidik jari yang disediakan membuat sejumlah pelamar mengeluh, salah
satunya Is Suaib. Bacaleg dari Partai Keadilan Sejahterah (PKS) itu mengaku,
kurang penyediaan blangko sidik jari dapat menghambat proses terbitnya SKCK. Harusnya
kata dia, di moment seperti ini pihak kepolisian menyediakan blangko sidik jari
lebih dari permintaan. Sehingga tidak berdampak pada antrian panjang hanya
mendapatkan blanko sidik jari.

Suasana pelayanan SKCK

Menurutnya,
ketidak siapan yang perlihatkan pihak pelayanan SKCK sangat berdampak langsung dengan
menghambat pengurusan administrasi lainnya yang menyangkut dengan caleg
2019.
  “Berkas kita tidak hanya SKCK dari
kepolisian, tapi ada juga pengurusan administrasi di Pengadilan Negeri dan lain
lain sebagainya, masa kita diminta nanti besok baru lanjut buat SKCK,” kesal Ko
Is, sapaan akrabnya, Senin (2/7).

Sementara
itu, Waka Polres Ternate, Komisaris Polisi (Kompol) Jufri Dukomalamo, kepada
awak media membenarkan hal tersebut. Kurangnya ketersedian blangko sidik jari diketahui
setelah mendapat laporan dari petugas Pelayanan SKCK. “ Iya, kita kehabisan
blangko sidik jari, tapi untuk blangko SKCK nya kita masih punya 12 ribu lebih,”
katanya.





Untuk
mengantisipasi meningkatnya pengguna SKCK kata dia, pihaknya sudah memperbanyak
balangko sidik jari dengan cara foto-copy. Langkah antisipasi ini dilakukan
guna memalisir terhambatnya pembuatan SKCK hanya karena persoalan kehabisan
blangko sidik Jari. Ia memastikan blangko foto copy tidak mempengaruhi
diterbitkannya SKCK, karena dibutuhkan adalah rumus yang tercantum pada blangko
sidik jarinya bukan pada kertas blangkonya. “ Saya sudah perintahkan petugas
pelayanan SKCK untuk foto copy blangkonya sebanyak mungkin,” ungkapnya. (Shl)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan