Perlu Kawasan Konservasi Laut Dukung Pemulihan Terumbu Karang

![]() |
Kerusakan terumbu karang. Foto: Wonderful Indonesia (liputan6.com) |
DR. Imran
Taeran mengemukakan, pengembangan perikanan tangkap berkelanjutan perlu memperbanyak
kawasan konservasi laut (marine protcted
area). Pemenuhan marine protcted area
atau MPA dianggap penting untuk
mendukung percepatan pemulihan terumbu karang.
Dosen Fakultas
Perikanan Universitas Khairun Ternate itu mengatakan, perubahan dan rusaknya ekosistem
laut tidak hanya imbas dari perubahan fisik lingkungan dan perubahan iklim, pengangkapan
ikan menggunakan bahan peledak juga menjadi penyebab terancamnya wilayah
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
“Aktivitas
manusia juga menjadi ancaman terhadap perkembangan terumbu karang,” kata Imran, saat menjadi pembicara
dalam kuliah tamu di Program Studi Geografi STKIP Kie Raha Ternate, Rabu pagi,
10 Maret.
Imran menyebut
kuliah tamu bertajuk Urgensi Pengelolaan
Ekosistem Laut, Mewujudkan Perikanan Berkelanjutan yang digagas oleh Program
Studi Geografi STKIP Kie Raha Ternate itu mengisyaratkan kepada pemerintah agar
segera mencari dan melakukan langkah antisipasi.
“Terutama
memalisir aktivitas manusia yang merusak. Pemetaan kawasan konservasi laut
sangat efektif mempercepat dan melindungi perkembangan ekosistem laut, salah
satunya terumbu karang,” ujar dosen mata kuliah oseanografi di Fakultas
Perikanan Universitas Khairun Ternate itu.
Imran menyarakan
agar Pemerintah Provinsi Maluku Utara meningkatkan sosialisasi pentingnya dalam
melindungi dan merawat terumbu karang. Peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi
yang baik akan menjadi aset dalam menjaga terumbu karang.
“Kenapa
dibilang aset ?, kalau kegiatan restorasi terumbu karang ini ditingkatkan, maka
ke depan yang akan menjaga terumbu karang adalah masyarakat pesisit. Dengan begitu,
peran pemerintah dengan sendirinya terbantukan oleh masyarakat kita di pesisir,
karena tidak mungkin semua dilakukan pemerintah,” ujarnya.
Ketua Program
Studi Geografi STKIP Kie Raha Ternate, Alwi La Masinu menuturkan, urgensi
pengelolaan ekosistem laut dan mewujudkan perikanan berkelanjutan sedang
diperbincangkan banyak khayalak, terutama kerusakan lingkungan akibat
ekploitasi perusahaan.
“Hasil tangkap
nelayan kita mulai berkurang, salah satunya contohnya nelayan di kampung saya. Hasil
tangkap mereka berbeda sebelum perusahaan masuk beroperasi,” ujar Alwi dalam
keterangan tertulis yang diterima brindonews, Kamis malam, 11 Maret.
Alwi mengatakan
kuliah tamu yang diikuti oleh semua mahasiswa geografi itu dalam rangka
mendongrak kualitas sumberdaya mahasiswa.
“Berharap
setelah wisuda atau pulang kampung ketika libur, mereka ikut mensosialisasikan
kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga terumbu karang. Kalau ini
dilakukakan, maka sudah pasti masyarakat akan tahu apa itu terumbu karang dan
manfaatnya,” ucapnya. (red)