Pengurus PDIP Hadang Ketua TKD Saat Berkampanye
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Provinsi Maluku Utara, Jokowi-Ma’ruf, M Al Yasin |
TERNATE,BRN – Sikap
dan tindakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Tidore
Kepulauan, sangat di sesalkan oleh Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi
–Ma’ruf Amin Provinsi Maluku Utara M. Al Yasin Ali.
Dimana dengan sengaja
menghadang dirinya saat berkampanye di serta silaturrahim di Desa Rum Kecamatan
Tidore Utara di Pelabuhan Speedboat. Selasa (26/03/2019), pukul 10.Wit. padahal
jadwal pelaksanaan kampanye dalam bentuk silaturahmi itu sudah diberitahukan
kepada pihak kepolisian, KPU dan Bawaslu Kota Tidore.
“Kami sudah punya izin dari
pihak kepolisian yang rencananya akan di mulai dari pukul 10.00 hingga pukul
12.00 WIT. Hanya saja sebelum melaksanakan kegiatan kampanye tersebut sudah
dihadang di pelabuhan Rum Kota Tidore. Tindakan ini jelas-jelas telah mencederai
proses demokrasi di Maluku Utara. Dan sangat ironi, tindakan itu muncul dari
kader kami sendiri,” ujar mantan Bupati Halmahera Tengah dua periode ini kepada
sejumlah wartawan di kedimanaya Selasa (26/03/2019).
Al Yasin yang juga wakil
Gubernur terpilih ini menuturkan kalau alasan penghadangan terhadap dirinya itu
tidak masuk akal dan tidak substantif, hanya karena dirinya dinilai tidak melakukan koordinasi dengan Ketua DPD
PDIP Provinsi Maluku Utara dan Ketua DPC PDIP Kota Tidore Kepulauan. Padahal
menurutnya kampanye yang ingin ia lakukan itu diatur dalam PKPU Nomor 23 Tahun
2018 pasal 7 huruf C, yakni pelaksanaan kampanye itu boleh dilakukan oleh orang perorangan.
“Jadi alasan tidak
berkoordinasi dan tidak memberitahukan kepada pengurus DPD dan DPC PDI
Perjuangan Kota Tidore adalah alasan yang tidak substantif. Sebab kita ini
punya satu tujuan yang sama yaitu ingin memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin di Kota
Tidore. Semestinya tindakan seperti ini tidak perlu terjadi karena sangat
memalukan dan merugikan kita semua,” tandasnya.
Al Yasin juga menegaskan
mengapa dirinya tidak mau melibatkan parpol koalisi dalam kampanyenya itu,
karena tarikan antar partai politik khususnya pemilihan legislatif di Kota
Tidore sangat tajam. Oleh karena itu untuk menjaga keseimbangan agar tidak
menimbulkan ketersinggungan antar sesama partai pengusung maka dalam rencana
kampanye di kelurahan Rum itu ia sengaja tidak melibatkan partai politik
manapun.
“ Saya ingin koordinasi
namun sudah saya berpikir panjang karena di lingkungan Rum Kahar pada pilgub
2018 kemarin mereka memang tidak memilih
AGK-YA. Mungkin saja ketua DPD PDI Perjuangan Malut punya masalah dan
sebagainya sehingga saya dihalangi untuk membangun komunikasi politik dengan
masyarakat di sekitar situ”,bebernya.
Padahal kata Yasin Pilgub
kemarin sudah selesai, dan tidak perlu ada dendam politik. Sehingga tugas kita
sekarang ini yaitu fokus untuk melakukan konsolidasi dan melakukan komunikasi
politik dengan siapa saja sepanjang itu menguntungkan perolehan suara untuk
Jokowi-Maruf termasuk orang-orang berseberangan dengan AGK-YA di Pilgub
kemarin, harus kita rangkul, jangan
dibatasi hanya karena perbedaan pilihan politik.
“Yang jelas rencana
penghadangan ini sudah diatur sejak tadi malam jadi bukan aksi spontanitas
tetapi direncanakan. Oleh karena itu insiden ini saya akan laporkan ke TKN di
Jakarta, hasilnya seperti apa nanti kita lihat sikap dari TKN,” tutup Yasin.
(Ces/red)