Brindonews.com






Beranda News Ini Alasan Mengapa Wakil Gubernur “tara” Hadir di Acara HUT

Ini Alasan Mengapa Wakil Gubernur “tara” Hadir di Acara HUT

Gubenur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (kakan) tanpa didampingi M. Al Yasin Ali saat menghadiri upacara HUT Maluku Utara yang ke 21 tahun. Tampak gubernur dua periode itu duduk berdekatan dengan mantan Wakil Gubernur Maluku Utara, Natsir Thaib (tengah) dan Ketua DPRD Maluku Utara, Kuntu Daud (kiri).





SOFIFI, BRN – Ketua DPRD Provinsi
Maluku Utara, Kuntu Daud menyayangkan ketidakhadiran M.
Al Yasin Ali
dalam peringatan 21 tahun Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Kuntu mengatakan, tidak hadirnya wakil gubernur itu bertanda kalau kurang
kebagian tugas.

Polisi PDIP
ini berpendapat ketidakharmonisan gubernur dan wakilnya itu tidak harus terjadi.
Apalagi bertepatan dengan upacara hari ulang tahun provinsi.

“Saya
kasihan dan seribu kali kesal. Ini wagub tidak hadir, malah yang hadir Pak Natsir
Thaib, mantan Wakil Gubernur Maluku Utara. Ada apa sebenarnya,” kata Kuntu.





Kuntu
menyarankan Gubernur Abdul Gani Kasuba agar secepatnya menyelesaikan ikhwal
tersebut. memanggil M. Al Yasin Ali dan membicarakan masalah, termasuk pembagian
tugas pemerintahan. “Sehingga pak wakil juga tahu mana pekerjaan yang harus
dilakukan,” ucapnya.

Kuntu sendiri
belum tahu pasti apa penyebab yang berujung konflik antar keduanya. Namun Kuntu
menduga tidak mesranya Abdul Gani Kasuba dan mantan Bupati Halmahera Tengah itu
punya masalah yang belum diselesaikan.

“(mungkin)
saja hal itu bisa terjadi. Sebab ada pepatah, kalau sudah luka pasti ada
bekasnya. Jadi kalaupun luka itu sudah hilang, belasnya tetap ada,” ucapnya.





Hal yang
sama dikatakan Ketua DPD KNPI Malut Irman Saleh. Menurut Irman, gubernur dan wakilnya
itu ibarat suami istri. “Jika salah satu dari pasangan tidak hadir dalam sebuah
acara, tentu ada masalah. Ini bukan menuduh,” katanya.

Irman
menduga ketidakhadiran wakil gubernur itu menandakan hubungan keduanya belum
harmonis. Menurut Irman, keduanya ditengarai dengan peristiwa-peristiwa
sebelumnya.

“Gubernur
dan wakil ini tidak hanya sebagai pejabat, namun orang tua. Sehingga itu, harus
menunjukan sikap terbaik selayaknya sikap kedua orang tua kepada anak-anaknya,”
ujarnya.





Membangun
Provinsi Maluku Utara butuh kekompakan dan sinergitas dari kepala daerah. Realisasi
program, sambung Irman, sudah tentu tidak efektif kalau gubernur dan wakil
gubernur tidak solid.

“Begitu
juga menjalankan sebuah sistem. Sistem akan berjalan tidak maksimal kalau ada
unsur yang retak, ini pasti memengaruhi unsur yang lainnya,” ucapnya. “Kalau
gubernur dan wakil sudah kisruh, pasti pimpinan SKPD juga demikian. Kalau sudah
demikian, maka jangan harap daerah ini bisa berkembang”.

Sudahi Kisruh





Redaktur
Surat Kabar Harian Malutpost itu berharap
orang nomor satu dan dua di Provinsi Maluku Utara itu tidak tertati-tati
menyelesaikan masalah. Penyelesaian yang lambat, sambung Irman, akan memengaruhi
roda pemerintahan, termasuk mendiskusikan hal-hal mengenai pembangunan ke
depan.

Di Maluku
Utara, lanjut Irman, masih banyak yang harus dibenahi, terutama infrastruktur baik
jalan maupun transportasi. Begitu juga tata kelola pemerintahan maupun keuangan.

“berharap
kisruh cepat disudahi,” pintanya.





Muliadi
Tutupoho mengaku ketidakhadiran M. Al Yasin Ali bukan
dipicu oleh kisruh. Kepala Biro Hubungan Masyarakat di Pemerintah Provinsi
Maluku Utara ini menuturkan, ketidakhadiran wakil gubernur di acara hari ulang
tahun itu dikarenakan kondisi kesehatan.

“Pak
wakil beberapa kali melakukan check-up
kesehatan di Jakarta dan Makassar. Awalnya beliau berkenan hadir pada HUT ini,
namun koordinasi terakhir beliau belum sempat karena kondisi beliau belum
stabil. Kita tidak bisa memaksakan, kalau orang sementara lagi sakit,” terangnya.

“Prinsipnya
tidak masalah (tidak ada konflik/kisruh). Tapi karena kondisi kesehatan,
sehingga tidak hadir saja,” bantah Mulyadi. (red)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Iklan