Helmi : PKB dan Demokrat Harus Lebih Lincah dan “genit”

![]() |
Helmi Alhadar |
TERNATE, BRN– Kecenderungan Partai
NasDem bakal memberikan dukungan kepada pasangan calon Muhammad Hasan Bay dan
Asgar Saleh boleh dibilang ada angin segar. Helmi Alhadar mengatakan, kecenderungan
tersebut besar kemungkinan akan terwujud atau menjadi kenyataan.
Direktur Lembaga
Strategi Komunikasi dan Politik atau Leskompol itu mengemukakan, arah politik NasDem tersebut
membuka peluang akan bergabung bersama Partai Gerindra dan Hanura.
“Hal ini
akan berpotensi memengaruhi koalisi diantara beberapa partai tersisa. Mengingat
paket MHB – Asgar yang didukung enam kursi di DPRD Kota Ternate, yaitu Gerindra,
Hanura dan NasDem,” kata Helmi, Senin (3/8) sore.
Perolehan
enam kursi itu lanjut Helmi, sudah cukup sebagai syarat untuk maju bertarung
pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate, sekaligus membuka kans
untuk empat pasangan atau kontestan nanti.
Tauhid – Nursiah Terancam
Sikap politik
yang lebih cenderung mendorong kader sendiri tentu memengaruhi bakal pasangan
calon lain. Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara ini berpendapat,
pasangan Tauhid – Nursiah tidak menutup peluang tidak bertarung.
Kemungkinan
tersebut menurut Helmi bisa saja terjadi. Hal itu dilihat Partai Golkar yang belum
menentukan sikap dukungan dan peluang PPP dan PKB untuk bergandengan sangat terbuka.
“Paket Iqbal Djabid – Jasri Usman disebut akan berpasangan. Sementara dikubu
Golkar kuat dugaan kemungkinan akan mengarah ke Marlisa – Juhdi yang jauh sebelumnya
sudah dipastikan sebagai salah satu kontestan di Pilwako Ternate setelah
disokong PBB, PAN dan belakangan PDIP,” sebutnya.
Kendati begitu,
Helmi mengatakan, PPP dan PKB boleh saja direbut pasangan lain. Paket Iswan – Nurlaila
yang sudah bermodalkan 3 kursi sangat berpotensi merayu diantara PKB dan PPP untuk
bergabung.
“Iswan –
Nurlaila dengan modal Berkarya dan PKS. Dengan tiga kursi ini PKB dan PPP
dimungkinkan menjadi incaran guna memenuhi kouta kursi untuk maju bertarung sebgai
kontestan, mengingat figur PKB dan PPP memliki popularitas dan elektablitas yangg
tidak terlalu menjanjikan,” ucapnya.
“Melihat
situasi yang ada, maka PPP yang paling rentan untuk digaet pasangan Iswan – Nurlaila.
Hal ini mengingat PPP tidak memiliki kaders yang terlalu ngotot untuk bertarung,
selain Iqbal Djabid. Jika paket Iswan – Nurlaila berhasil menggaet PPP, maka hanya
akan menyisakan PKB dan Demokrat yang memiliki 4 kursi di parlemen, dimna kedua
partai ini merupakan peraih kursi terbanyak, plus satu kursi dari Perindo yang masih bisa mengusung satu pasangan
lagi. Lalu siapa yag paling layak diusung sebagai kompetitor yang mampu bersaing
dengan tiga paket yang sudah lebih ‘siap’ ?,” sambung Helmi.
Menurut Helmi,
tidak ada yang tidak mungkin dalam politik, kadang berisifat cair dan dinamis. Segala
sesuatu bisa berubah tergantung kemampuan mengelola potensi yang ada.
“Untuk
itu PKB dan Demokrat yang merupkan pemilik kursi terbanyak di parlemen perlu lebih
lincah dan “genit” menyikapi dinamika yang ada, termasuk mencari tokoh altrnatif
sebagai kontestan yang lebih menjanjikan. demi mempertahankan atau menambah perolehan
kursi, termasuk kepentingan lainnya,” uajrnya.
Heni dan Muhajirin bisa Jadi Alternatif
Helmi mengatakan,
Demokrat dan PKB punya kader yang mungkin perlu dipertimbangkan dalam hal mencari
tokoh alternatif. Heni Sutan Muda dan Muhajirin Bailussy bisa saja disodorkan
entah sebagai 01 ataupun 02.
“Sementara
PKB kalau tetap ngotot mendorong kader, maka perlu menghitung peluang Muhajirin
Bailussy untuk dipaketkan dengan Iswan Hasjim atau Abdullah Tahir dengan Muhajirin
sebgai wakil. Alternatif lainnya adalah PKB perlu figur dari luar, dan yang
paling mungkin adalah mengajak Firman Syah untuk dipaketkan dengan Heni. Baik Firman
01 atau 02 semua tergantung kesepakatan kedua partai,” ujarnya.
Helmi mengkhawatirkan
kalau Demokrat dan PKB hanya pengekor, bukan pengusung. agar menjaga tidak menjadi pengekor kata Helmi, PKB bisa
mengajak Firman beralih sebagai kader PKB.
“Dua partai ini pemilik
kursi terbanyak di parlemen. Intinya, masyarakat Ternate mangharapkan banyak
altrnatif sebagai pilihan sekaligus menambah semarak Pilwako Ternate kali ini. Semua
kontestan memliki peluang menang yang sama alias tidak ada pasangan yang benar-benar dipastikan
menang dengan mudah. Dengan begitu, memungkinkan semua pasangan bersaing secara
sungguh-sunguh dengan segala macam potensinya, termasuk mengusung program yang
pro rakyat. Demikian rakyat berharap,” katanya. (*)