Helmi: Dampak Penetapan Pilpres Tidak Berpengaruh di Daerah

![]() |
Helmi Alhadar |
TERNATE, BRN – Komisi Pemilihan Umum telah
menyelesaikan rekapitulasi manual pemilu 2019, Selasa (21/5) dini hari.
Provinsi Papua menjadi provinsi terakhir yang direkap KPU.
Dari 34 provinsi, pasangan
nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) unggul 21 provinsi. Jokowi-Ma’ruf
unggul di Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat,
Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Lampung.
Pasangan
ini juga menang di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa
Tengah, Kepulauan Riau, Papua Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku, dan
Papua. Sementara rivalnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul di 13 provinsi
lainnya.
Hasil ini
sekaligus mencatatkan Jokowi-Ma’ruf bakal ditetapkan sebagai pemenang pada
pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Berdasarkan
keputusan KPU, jumlah suara sah pasangan capres-cawapres nomor urut 01
Jokowi-Ma’ruf Amin 85.607.362 suara.
Sedangkan jumlah suara sah pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno 68.650.239.
Jadi selisih suara sebanyak 16.957.123.
Akademisi
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Helmi Alhadar menilai dampak hasil
penetapan Pilpres 2019 tidak berpengaruh di level daerah, termasuk di Maluku
Utara.
“ Bagi
saya tidak ada. kalaupun itu ada, dampaknya sangat kecil karena dampak di pusat
juga tidak akan besar. Semuanya akan baik-baik saja,” ungkap Helmi kepada
brindonews, Selasa (21/5) malam.
Menurutnya,
tidak berdampaknya penetapan Pilpres tahun ini dilihat dari sejumlah
tokoh-tokoh kubu Prabowo Subianto “nyeberang”
ke kubu Jokowi. Ketua DPD PD Jatim Soekarwo dan Ketua DPD PD Papua Lukas Enembe misalnya.
“ Selain
itu aparat juga sudah sangat siap, ditambah lagi banyak ulama sudah mengimbau
untuk menerima hasil KPU,” jelas kandidat doktor di Universitas Pandjadjaran
Bandung ini. (brn)