Empat Kepala Suku Minta AGK Resmikan Pembangunan Rumah Adat Beong
Cagub Nomor 3 Abdul Gani Kasuba Saat Meletakan Batu Pertama Pembangunan Rumah Aadat Beong |
HALUT,BRN – Calon Gubernur (Cagub) yang diusung PDI
Perjuangan, PKPI dan Partai Perindo Abdul Gani Kasuba (AGK) mendapatkan
kesempatan UNTUK meletakan batu pertama pembangunan rumah adat Suku Boeng di
Desa Doro, Kecamatan Kao Utara, Kabupaten Halmahera Utara (Halut).
Kehadiran AGK untuk meletakkan batu pertama pembangunan
rumah adat Suku Boeng juga sangat istimewa, karena AGK diminta langsung oleh
empat kepala suku terbesar di Kecamatan Kao Utara. Selain itu, cagub petahana
ini juga diminta untuk menjaga dan melestarikan rumah adat empat suku terbesar
tersebut.
“Kedatangan saya yang diminta langsung oleh Sangaji
Modole, Sangaji Pagu, Sangaji Sawai dan Sangaji Kao. Saya sangat berterima
kasih kepada para sangaji yang sudah memberikan kepercayaan begitu besar untuk
meletakkan batu pertama pembangunan rumah adat,” kata AGK, Jumat
(8/6/2018).
Ustadz Gani Kasuba mengatakan pembangunan rumah adat
Suku Boeng ini merupakan langkah awal yang dilakukannya bersama wakilnya M.
Yasin Ali (YA) dalam melestarikan rumah adat suku-suku yang ada di Maluku Utara
(Malut).” Pembangunan rumah adat ini nantinya tidak hanya
untuk Suku Boeng saja, seluruh suku-suku di Malut yang sudah kehilangan rumah
adatnya kami akan bangun jika dipercaya memimpin nanti,” imbuhnya.
foto |
AGK yang maju pada Pilgub Malut 2018 mendapatkan nomor
urut 3 menjelaskan pelestarian rumah adat demi menjaga budaya asli merupakan
hal yang penting. Alasannya, seiring perkembangan zaman rumah-rumah adat ini
mulai jarang dibangun.
“Selain keindahan alam di setiap pulau, rumah adat
dari berbagai macam suku di Malut merupakan sebuah daya tarik untuk memikat wisatawan
datang,” ujarnya.
Dalam program kerja yang ditawarkan ke masyarakat,
sambung AGK, sektor pariwisata merupakan salah satu faktor penting untuk menuju
Malut Sejahtera 2023. Pada sektor pariwisata pembangunan infrastruktur menjadi
salah satu faktor agar wisatawan tertarik datang ke Malut.“Infrastuktur tidak hanya melulu soal jalan saja.
Pembangunan dan pelestarian rumah adat suku-suku di Malut juga masuk ke dalam
infrastuktur. Sehingga Malut tidak hanya terkenal dengan keindahan alam saja,
namun juga keindahan budaya melalui rumah adat,” ungkapnya.
Saat perjalanan menuju Desa Doro, AGK mengaku sangat
prihatin dengan kondisi Rumah Adat Hibualamo yang berasal dari Halut. Banyak
sekali Rumah Adat Hibualamo yang rusak dan tidak terawat pasca Hein Nometemo
tidak lagi menjadi Bupati Halut.”Sangat disayangkan sekali Rumah Adat
Hibualamo yang merupakan ciri khas dari Halut tidak terawat. Padahal Hibualamo
bisa menjadi daya pikat wisatawan untuk datang kemari,” jelasnya.
Lebih jauh, dia menambahkan adanya perhatian pembangunan
dan pelestarian rumah adat bisa menambah objek wisata budaya di Malut dan
penarik perhatian wisatawan selain wisata alam, kuliner dan sejarah. Sehingga
target 10 ribu wartawan mancanegara dalam lima tahun ke depan bisa dipenuhi.
(red/brn)